• Beranda
  • Berita
  • IHSG menguat jelang rilis data neraca perdagangan

IHSG menguat jelang rilis data neraca perdagangan

15 April 2020 09:46 WIB
IHSG menguat jelang rilis data neraca perdagangan
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk mempersingkat jam perdagangan di Bursa Efek dan Sistem Penyelenggara Pasar Alternarif (SPPA) serta memperpendek waktu pelaporan di Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) dan kebijakan ini diberlakukan untuk mendukung langkah pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19 serta harmonisasi kebijakan sektor jasa keuangan. ANTARA FOTO/Reno Esnir/pras.

Diperkirakan neraca perdagangan posisi Maret menurun tajam. Namun sisi lain, rupiah terakhir ini menunjukkan stabiltas serta faktor ekternal saham AS yang ditutup menguat pada Selasa, bisa menjadi sisi positif bagi saham di BEI...

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi bergerak menguat menjelang dirilisnya data neraca perdagangan oleh Badan Pusat Statistik.

Pada pukul 09.26 WIB, IHSG dibuka menguat 27,35 poin atau 0,58 persen ke posisi 4.733,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 5,83 poin atau 0,82 persen menjadi 718,1.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Rabu, mengatakan, data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis pada Rabu ini akan menjadi salah satu perhatian pasar.

"Diperkirakan neraca perdagangan posisi Maret menurun tajam. Namun sisi lain, rupiah terakhir ini menunjukkan stabiltas serta faktor ekternal saham AS yang ditutup menguat pada Selasa, bisa menjadi sisi positif bagi saham di BEI. Bauran sentimen ini mendorong IHSG dapat bergerak mixed pada hari ini," ujar Alfiansyah.

Dari domestik, penyebaran COVID-19 mengakibatkan aktivitas roda perekonomian terganggu dan mengakibatkan sejumlah sektor riil terhenti. Demikian juga dengan sektor manufaktur dan jasa yang menurun drastis.

Kondisi tersebut akan berdampak bagi perekonomian yang diperkirakan terpuruk pada tahun ini. Pemerintah memperkirakan pemulihan ekonomi baru dapat terjadi pada kuartal III dan terakselerasikan pada kuartal IV.

Terhentinya sejumlah sektor riil dan penurunan sektor manufaktur dan jasa mengakibatkan terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemerintah menyebut skenario lebih berat akibat pandemi COVID-19 adalah meningkatnya jumlah angka pengangguran di Indonesia.

Skenario berat ada kenaikan sampai 2,9 juta orang pengangguran baru dan skenario lebih berat ada kenaikan 5,2 juta orang. Padahal dalam lima tahun terakhir, angka pengangguran terus mengalami penurunan.

Hal ini juga membuat pertumbuhan ekonomi diprediksi akan menurun. Di mana pada base line sebelumnya, ekonomi Indonesia diprediksi akan mencapai 5,3 persen, tapi dalam situasi dan tekanan seperti sekarang akan turun pada level di 2,3 persen.

Dari luar negeri, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pemerintahannya hampir menyelesaikan rencana untuk membuka kembali bisnis-bisnis AS yang ditutup karena pandemi COVID-19. Penutupan aktivitas perekonomian itu membuat pertumbuhan AS melambat.

Trump mencatat sejumlah kasus kematian akibat COVID-19 di AS mulai stabil. Menurut dia, hal itu menunjukkan kebijakan pembatasan sosial berjalan sukses. Trump ingin mengembalikan kondisi perekonomian AS yang jatuh karena banyaknya pengangguran baru akibat pandemi COVID-19.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 117,5 poin atau 0,6 persen ke 19.521,3, indeks Hang Seng menguat 47,6 poin atau 0,19 persen ke 24.483, dan indeks Straits Times menguat 6,86 poin atau 0,26 persen ke 2.641,43.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020