Di tengah pandemi COVID-19, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan pemulihan ekonomi nasional melalui sektor kelautan dan perikanan karena memiliki potensi besar.Imbasnya juga bisa sampai pada nelayan dan petani tambak yang merupakan akar rumput ekonomi biru
"Sektor itu cukup strategis, karena selain seluruh bahan baku dari dalam negeri, produknya juga dibutuhkan oleh semua manusia," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Yugi Prayanto dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, industri itu ikut terpukul pandemi COVID-19 lantaran Amerika Serikat, China, Jepang, serta beberapa negara Asia dan negara-negara di Eropa yang menjadi tujuan utama ekspor produk perikanan mengalami kesulitan ekonomi, sehingga sulit bagi Indonesia untuk melakukan ekspor.
Ia mengatakan, baik pengusaha maupun pemerintah perlu menerapkan berbagai langkah antisipatif yang bisa dilakukan mulai dari paket stimulus hingga strategi teknis yang melibatkan pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.
"Adanya pandemi ini tentu mengharuskan kita melakukan manuver dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran," kata dia.
Yugi menambahkan Kadin mendukung penuh langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan mengajukan sejumlah paket stimulus ekonomi, seperti pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk dapat memasukkan produk perikanan dalam program-program perlindungan sosial ke masyarakat yang dilaksanakan melalui APBD.
Ia pun mendukung KKP untuk dapat mengajukan tambahan dana penanganan dampak COVID-19 dengan melakukan penyisiran di pagu anggaran KKP 2020.
"Kami juga ada usulan pengurangan insentif fiskal sebesar 30 persen selama enam bulan agar dapat segera direalisasikan untuk menjaga keberlangsungan usaha industri perikanan nasional di masa pandemi ini," katanya.
Adanya stimulus ekonomi itu, lanjut Yugi, diharapkan dapat menjaga perputaran ekonomi mulai dari penggerak ekonomi paling bawah, seperti nelayan dan petambak hingga industri untuk menghindari adanya pemutusan hubungan kerja.
Selain itu, ia menambahkan, stimulus ekonomi juga dapat membuat hasil laut dari nelayan bisa terjamin untuk dapat ditampung oleh industri.
"Imbasnya juga bisa sampai pada nelayan dan petani tambak yang merupakan akar rumput ekonomi biru, utamanya ketika tidak ada yang menampung hasil laut, budidaya perikanan serta garam mereka. Sehingga, stimulus ekonomi di sektor perikanan itu penting," tegas Yugi.
Ia menilai, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kesulitan ekonomi tersebut adalah mendorong BUMN dan sektor swasta bahkan Kementerian lainnya untuk membeli hasil produk perikanan dan laut Indonesia.
Sementara itu, jika stimulus ekonomi diberlakukan dan dengan memanfaatkan cold storage yang dimiliki Indonesia maka sebagian hasil perikanan dan laut tersebut dapat disimpan.
"Jika pandemi ini berlalu maka keran ekspor akan terbuka kembali dan hasil perikanan yang tersimpan dapat dijual kepada negara-negara tujuan ekspor yang sebelumnya membatasi pembelian akibat pandemi ini," ujarnya.
Yugi juga mengusulkan kepada pemerintah untuk menggenjot bidang agrikultur sebagai sektor pemulihan ekonomi wabah COVID-19 nanti.
Menurut dia, agrikultur dan perikanan tersebut adalah solusi yang cukup strategis karena seluruh bahan baku bisa didapat dari dalam negeri, produknya pun dibutuhkan dunia.
Karenanya, Kadin juga meminta pemerintah untuk memberikan kompensasi kepada para pelaku usaha, baik dalam bentuk restrukturiasi kredit, maupun skema penyesuaian pajak, serta bentuk keringanan lainnya.
Baca juga: Infrastruktur gudang beku atasi dampak COVID-19 sektor perikanan
Baca juga: Pengamat: Intensifkan sosialisasi dampak COVID-19 ke sektor perikanan
Baca juga: Kadin soroti "PR" Pemerintah di sektor perikanan tahun 2020
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020