Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi), karena aksi ambil untung setelah selama empat hari perdagangan bertengger di posisi tertinggi sejak Oktober 2012.Kontrak emas turun 28,7 dolar AS atau 1,62 persen menjadi 1.740,2 dolar AS per ounce
Dikutip dari Xinhua, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni turun 28,7 dolar AS atau 1,62 persen, menjadi ditutup pada 1.740,2 dolar AS per ounce.
Emas berjangka menguat 7,5 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.768,9 dolar AS per ounce pada perdagangan Selasa (14/4/2020) setelah menikmati kenaikan selama tiga hari sebelumnya.
"Emas telah mengikuti pasar ekuitas, dan ekuitas dilanda aksi jual. Itu menyebabkan volatilitas dan seiring dengan dolar AS yang lebih kuat, itu membuat orang menyesuaikan portofolio mereka sebagai tanggapannya," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, seperti dikutip Reuters.
Baca juga: Emas berjangka kian kemilau, ketika virus memicu kekhawatiran resesi
Saham global turun karena harga minyak jatuh dan peringatan resesi global terburuk sejak 1930-an menggarisbawahi kerusakan ekonomi akibat wabah virus corona baru.
Dolar, sementara itu, rebound karena permintaan mata uang safe haven di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kerusakan ekonomi global dari wabah akan berlarut-larut.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata utama saingannya, menguat 0,59 poin atau 0,6 persen, ke level 99,48 pada pukul 17.50 GMT, telah menekan emas. Namun, faktor-faktor lain mencegah emas jatuh lebih jauh.
Fed New York pada Rabu (15/4/2020) melaporkan indeks kondisi bisnis Empire State atau negara bagian New York jatuh r 57 poin ke pembacaan negatif 78,2 selama April sejauh ini. Analis mencatat bahwa pembacaan di bawah nol menunjukkan kondisi yang memburuk dan pembacaan ini jauh lebih buruk dari yang diharapkan.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 490,78 poin atau 2,05 persen, ke level 23.458,98 pada pukul 17.50 GMT.
Meskipun harga emas jatuh pada Rabu (15/4/2020), analis Commerzbank, Carsten Fritsch percaya emas bisa mencapai 1.800 dolar AS per ounce pada akhir tahun.
"Dampak parah dari kuncian global terhadap ekonomi dan pasar keuangan, banjir uang yang dikeluarkan oleh bank-bank sentral dan pemerintah-pemerintah serta titik utang negara-negara yang membengkak akan mendorong permintaan kuat yang berkelanjutan terhadap emas sebagai tempat yang aman dan pilihan terakhir menyelamatkan hidup."
Logam lainnya, perak untuk pengiriman Mei kehilangan 62,5 sen atau 3,87 persen, menjadi ditutup pada 15,505 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli jatuh15,1 dolar AS atau 1,84 persen, menjadi menetap di 804,6 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas naik 8,6 dolar, investor panik dorong permintaan 'safe haven'
Baca juga: Wall Street melonjak, pelonggaran penguncian imbangi kekhawatiran laba
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020