"Ada karya Glenn kita juga pernah kerja bareng. Di album 'Happy Sunday' untuk lagu 'Seandainya', itu adalah awal-awal Widi sebagai komposer untuk musisi besar," kata Angga lewat konser virtual "Sounds RIghts: Untuk Glenn" di kanal YouTube Amnesty International Indonesia, Rabu (15/4) malam.
Lebih lanjut, Angga juga mengenang kolaborasi lainnya bersama Glenn, salah satunya ajakan untuk mengisi lagu tema (OST) untuk film "Filosofi Kopi" (2015).
Ia dan personel Maliq & D'Essentials lainnya pun mengakui bahwa kiprah Glenn di belantika musik Indonesia sudah sangat melekat dan inspiratif baginya dan musisi lainnya.
Baca juga: Once Mekel: Glenn Fredly lekat dengan musik dan kemanusiaan
Baca juga: Vira Talisa, Gamaliel & Audrey harap musisi muda beri warna baru
"Sebelum karir kita sebagai musisi, Glenn sudah mewarnai kehidupan kita. Anak-anak Maliq punya kenangan sendiri-sendiri," kata Angga.
"Pas kita manggung di cafe-cafe, dia ada di sana menonton kita ketika enggak ada orang lain yang nonton. Ketika kita sudah profesional pun banyak ngobrol musik dan bagaimana musik bisa cross pemikiran ke kehidupan sampai kebangsaan," ujarnya melanjutkan.
Para personel Maliq pun sepakat bahwa Glenn merupakan musikus yang ramah, baik, suportif, dan inspiratif untuk musisi lainnya di Indonesia.
"Karya Glenn selalu hadir di tengah kita, dia adalah legenda dan banyak musisi yang terinspirasi dari dia. Legacy-nya selalu ada dan kita kenang," ucap Angga.
"Dia orang baik, disayangi, dan kita bersyukur ada Glenn di dunia musik Indonesia. Kita akan meneruskan apa yang Glenn omongin dengan kita soal musik maupun di luar musik," pungkasnya.
Baca juga: Once Mekel, Maliq & D'Essentials nyanyikan tribute untuk Glenn Fredly
Baca juga: Vincent-Desta punya 'utang' yang belum dilunasi kepada Glenn Fredly
Baca juga: Reza Artamevia-Glenn Fredly, pertemanan dari rival menyanyi saat kecil
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
