Sekarang harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun bertengger di level 19,54 dolar AS per barel, ini sangat jauh dibanding ketika penetapan harga sebelumnya oleh pemerintah
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan meminta pemerintah dan PT Pertamina segera menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tingkat ritel mengingat di tingkat global terjadi penurunan yang sangat signifikan.
"Sekarang harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun bertengger di level 19,54 dolar AS per barel, ini sangat jauh dibanding ketika penetapan harga sebelumnya oleh pemerintah dan Pertamina di Indonesia," kata Daniel Johan, Ketua DPP PKB Bidang Sumber Daya Alam dan Energi saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah permintaan yang lebih lemah
Menurut dia, dengan menyesuaikan harga tersebut, setidaknya akan memberi dampak ekonomi ke masyarakat terutama nelayan dan usaha ekspedisi.
"Kalau BBM harganya turun bisa mengurangi beban masyarakat, PLN, industri, dan mampu meningkatkan daya beli, selain harga BBM yang murah akan mendorong harga kebutuhan pokok ikut turun," ujar Daniel Johan.
Ia menambahkan BBM sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat di luar sembako, sehingga masyarakat berharap dengan harga yang murah. Khususnya bagi nelayan yang harus melakukan penangkapan ikan karena mereka lah yang akan menyelamatkan rakyat terhadap ketersediaan pasokan pangan.
Baca juga: Anggota DPR: Momentum tepat untuk turunkan harga BBM
Selain itu, juga akan memberi dampak ke petani di desa-desa, serta logistik antarwilayah membutuhkan BBM yang murah untuk mengurangi beban masyarakat terhadap energi.
"Apalagi saat ini Arab Saudi memberikan diskon besar-besaran hingga 8 dolar AS per barrel kepada Asia. Hal ini dilakukan karena pasokan dunia saat ini melimpah dan ketegangan antar Rusia dan Arab Saudi tentang kesepakatan produksi yang belum mencapai titik temu. Jadi harusnya segera ada penyesuaian harga dari pengambil kebijakan," tegas Daniel.
Baca juga: Arab Saudi, Rusia, AS sambut hasil pertemuan OPEC+
"Sekarang harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun bertengger di level 19,54 dolar AS per barel, ini sangat jauh dibanding ketika penetapan harga sebelumnya oleh pemerintah dan Pertamina di Indonesia," kata Daniel Johan, Ketua DPP PKB Bidang Sumber Daya Alam dan Energi saat dihubungi di Pontianak, Kamis.
Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah permintaan yang lebih lemah
Menurut dia, dengan menyesuaikan harga tersebut, setidaknya akan memberi dampak ekonomi ke masyarakat terutama nelayan dan usaha ekspedisi.
"Kalau BBM harganya turun bisa mengurangi beban masyarakat, PLN, industri, dan mampu meningkatkan daya beli, selain harga BBM yang murah akan mendorong harga kebutuhan pokok ikut turun," ujar Daniel Johan.
Ia menambahkan BBM sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat di luar sembako, sehingga masyarakat berharap dengan harga yang murah. Khususnya bagi nelayan yang harus melakukan penangkapan ikan karena mereka lah yang akan menyelamatkan rakyat terhadap ketersediaan pasokan pangan.
Baca juga: Anggota DPR: Momentum tepat untuk turunkan harga BBM
Selain itu, juga akan memberi dampak ke petani di desa-desa, serta logistik antarwilayah membutuhkan BBM yang murah untuk mengurangi beban masyarakat terhadap energi.
"Apalagi saat ini Arab Saudi memberikan diskon besar-besaran hingga 8 dolar AS per barrel kepada Asia. Hal ini dilakukan karena pasokan dunia saat ini melimpah dan ketegangan antar Rusia dan Arab Saudi tentang kesepakatan produksi yang belum mencapai titik temu. Jadi harusnya segera ada penyesuaian harga dari pengambil kebijakan," tegas Daniel.
Baca juga: Arab Saudi, Rusia, AS sambut hasil pertemuan OPEC+
Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020