Partai Demokrat Korea Selatan sebagai petahana yang menaungi Presiden Moon Jae-in memenangi pemilihan umum parlemen berdasarkan hasil pada Kamis, didorong oleh sikap pemerintah yang dianggap sukses mengatasi wabah COVID-19 di negara itu.Meskipun situasi masih sangat sulit seperti ini, saya rasa respons pemerintah terhadap virus corona, termasuk bagaimana mereka mempersiapkan pemilu ini memang membantu mereka dalam pemilihan,
Sebanyak 180 kursi dari total 300 kursi di parlemen berhasil diperoleh Partai Demokrat, meningkat dari jumlah yang dimiliki partai saat ini sebesar 120 kursi. Sementara 103 kursi diduduki oleh partai koalisi oposisi, menurut data Komisi Pemilihan Umum Nasional.
"Sejalan dengan amanat rakyat yang diberikan kepada kami, kami akan menempatkan penanggulangan krisis nasional virus corona dan penurunan ekonomi pada prioritas utama," kata mantan perdana menteri Lee Nak-yon, yang menjadi juru kampanye Partai Demokrat.
Penilaian masyarakat terhadap Moon dan partainya sempat merosot pada Februari, ketika Korea Selatan mengalami wabah COVID-19 terparah pertama di luar China, yang bahkan sebelumnya sudah terguncang akibat ekonomi stagnan dan kemunculan skandal politik.
Baca juga: Bantu alat tes COVID-19, Korsel anggap Indonesia "teman sejati"
Baca juga: Kemitraan Strategis Khusus jadi alasan Korsel prioritaskan Indonesia
Namun, kemudian pemerintahan Moon sukses dengan kampanye perlawanan terhadap wabah virus corona sehingga memberikan keuntungan bagi partai untuk mendulang suara dalam pemilu.
"Meskipun situasi masih sangat sulit seperti ini, saya rasa respons pemerintah terhadap virus corona, termasuk bagaimana mereka mempersiapkan pemilu ini memang membantu mereka dalam pemilihan," kata Han Ga-hae, seorang pemilih berusia 28 tahun.
Partai Demokrat mendapat jumlah suara signifikan di wilayah ibu kota Seoul, dengan catatan lebih dari 80% kursi yang berhasil diperoleh. Sedangkan oposisi utama, Partai Persatuan Masa Depan menyapu bersih suara di wilayah Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara, episentrum wabah.
Kedua wilayah itu memang sejak lama menjadi kantong suara partai konservatif oposisi, dan pengamat menyebut bahwa sentimen pemilih terhadap pemerintah mungkin semakin dipicu oleh perjuangan mereka dalam menghadapi lonjakan kasus di daerahnya.
Bagaimanapun, upaya Korea Selatan mengendalikan wabah dengan pengujian masif dan penelusuran kontak secara intensif, tanpa langkah pembatasan besar-besaran seperti karantina wilayah, mendapatkan pujian dari Organisasi Kesehatan Dunia dan negara-negara lain.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan menunjukkan bahwa 22 kasus baru terjadi, sehingga jumlah kasus infeksi menjadi 10.613 kasus per 16 April.
Pertambahan kasus harian rata-rata berada di angka 30 kasus dalam sepekan terakhir, dengan pasien kebanyakan berasal dari luar negeri.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel laporkan peningkatan pasien sembuh yang kembali positif corona
Baca juga: Langgar aturan isolasi mandiri COVID-19, WNI dideportasi dari Korsel
Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020