Pemerintah Provinsi Papua Barat menerapkan standar keamanan untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) pada sarana dan moda transportasi udara.Untuk setiap maskapai wajib menerapkan "physical distancing" di dalam pesawat. Tempat duduk harus diatur, dalam satu deret di pesawat itu harus ada yang dikosongkan untuk mengatur jarak duduk antarpenumpang
Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat Agustinus Kadakolo di Manokwari, Kamis menjelaskan bahwa dalam penanganan COVID-19 pemerintah daerah tidak menutup akses penerbangan.
Hanya saja, kata dia, upaya pencegahan diperketat agar masyarakat di Provinsi Papua Barat selamat dari penyebaran wabah tersebut.
"Untuk setiap maskapai wajib menerapkan 'physical distancing' di dalam pesawat. Tempat duduk harus diatur, dalam satu deret di pesawat itu harus ada yang dikosongkan untuk mengatur jarak duduk antarpenumpang," katanya.
Seiring penetapan status tanggap darurat pada 26 Maret 2020, kata dia, Gubernur Papua Barat juga telah membatasi akses ke luar dan masuk penumpang di setiap bandara. Itu dilalukan semata-mata untuk mencegah penularan pandemi COVID-19 antardaerah.
"Misalnya untuk akses masuk Bandara Manokwari dan Sorong. Untuk Bandara Manokwari yang boleh masuk hanya penumpang yang memiliki KTP Manokwari Raya seperti Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, Pegunungan Arfak dan Teluk Bintuni. Begitu juga untuk Sorong Raya," katanya.
Sedangkan untuk akses ke luar, ia menyatakan bahwa warga yang hendak bepergian ke luar daerah wajib mengantongi surat keterangan kesehatan, pernyataan, serta rekomendasi dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di wilayah masing-masing.
"Kalau tidak memenuhi syarat, mereka tidak akan diizinkan terbang meskipun sudah membeli tiket," katanya seraya menyebutkan bahwa hal itu sudah dikoordinasikan kepada seluruh maskapai.
Ia mengatakan saat ini jadwal penerbangan pesawat di Papua Barat sudah berkurang. Harga tiket pun sudah turun dibanding hari-hari biasa.
"Di Bandara Manokwari tersisa tiga pesawat yang melayani penerbangan yaitu Batik Air, Sriwijaya Air dan Susi Air," katanya.
Saat ini, katanya, Batik Air melayani penerbangan sepekan tiga kali, Sriwijaya Air sekali, sedangkan Susi Air pesawatnya hanya melayani penerbangan jarak dekat seperti Teluk Wondama dan Pegunungan Arfak.
Ia mengajak semua pihak untuk patuh terhadap instruksi pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus mematikan yang belum ada obatnya itu.
"Kita semua menghendaki bencana ini cepat berlalu, untuk itu harus ada kesadaran dan kepatuhan bersama," demikian Agustinus Kadakolo.
Baca juga: Penumpang di Bandara Manokwari turun drastis, dampak pandemi COVID-19
Baca juga: Tangani corona, Papua Barat salurkan makanan bagi mahasiswa-santri
Baca juga: Sorong tutup bandara dan pelabuhan untuk penumpang
Baca juga: Raja Ampat tutup seluruh destinasi cegah penyebaran Corona
Pewarta: Toyiban
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020