Aplikasi Zoom saat ini bagai primadona bagi orang-orang yang harus beraktivitas di rumah selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi memutus rantai penyebaran virus corona.Jangan semua setting default
Zoom mendadak populer digunakan untuk menggantikan pertemuan sosial maupun profesional karena untuk sementara, tidak boleh mengadakan aktivitas berkumpul lebih dari lima orang.
Baca juga: Singapura larang guru gunakan Zoom setelah "insiden sangat serius"
Zoom populer karena menyediakan akses gratis konferensi video selama 40 menit dan bisa memuat hingga ratusan peserta, tidak seperti aplikasi lainnya yang umumnya hanya puluhan peserta.
Tapi, popularitas aplikasi ini juga dibarengi dengan peristiwa Zoombombing, orang tidak dikenal tiba-tiba masuk dan mengganggu pertemuan, seperti yang terjadi baru-baru ini.
Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya, membagikan kiat aman menggunakan aplikasi konferensi video seperti Zoom, terutama bagi administrator (tuan rumah/host) yang membuka ruang virtual untuk rapat.
Baca juga: Muncul gambar cabul, Zoom tak digunakan lagi di Singapura
Menurut Alfons, admin bertanggung jawab untuk menjaga pertemuan virtual berlangsung kondusif, sebaiknya dia memahami dan menguasai fitur-fitur yang ada di Zoom.
"Jangan semua setting default," kata Alfons.
Berikut ini tips aman menggunakan Zoom untuk rapat.
1. Gunakan aplikasi terbaru
Gunakan aplikasi Zoom versi terbaru agar mendapat pembaruan terutama untuk fitur terkini dan keamanan.
2. Jangan sembarangan bagikan tautan
Hanya bagikan tautan rapat, termasuk ID dan kata sandi (password), kepada orang-orang yang akan mengikuti pertemuan tersebut. Hindari membagikan tautan tersebut untuk umum, misalnya melalui media sosial.
"Jika tauntan jatuh ke tangan yang salah, tentu akan bermasalah," kata Alfons.
3. Aktifkan fitur ruang tunggu (waiting room)
Administrator rapat sebaiknnya menyalakan fitur ruang tunggu "waiting room" ketika ada peserta rapat yang masuk. Setelah login Zoom dengan memasukkan ID dan kata sandi, peserta akan masuk ke "waiting room", menunggu diizinkan masuk oleh administrator.
Admin pun sebaiknya hanya mengizinkan masuk orang-orang yang sudah terkonfirmasi akan mengikuti rapat tersebut.
4. Aktifkan fitur "lock meeting"
Batasi jumlah peserta yang akan ikut rapat tersebut. Jika semua peserta sudah hadir, kunci dengan fitur "lock meeting" sehingga tidak ada lagi yang bisa bergabung dengan rapat tersebut.
5. Jaga keamanan perangkat
Peserta rapat di Zoom juga harus menjaga keamanan di perangkat mereka agar tidak diretas dan dicuri data-datanya.
6. Matikan fitur yang tidak diperlukan
Matikan fitur-fitur yang tidak diperlukan, misalnya membagikan layar atau Screen Sharing, agar hanya pembicara yang bisa menggunakannya. Matikan juga mikrofon peserta lain jika pembicara sedang memberi penjelasan.
Baca juga: Pengalaman WFH kena Zoombombing, kenapa bisa terjadi?
Baca juga: Penjelasan peneliti Kasperksy soal potensi serangan siber pada Zoom
Baca juga: Ribuan alamat email dan password pengguna Zoom dijual di Dark Web
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020