"Seperti yang Presiden sampaikan, kita tidak bisa bergantung pada luar negeri, karena negara kita sangat besar. Saat ini, 90 persen bahan baku untuk industri obat kita dari luar negeri, demikian juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Erick melihat ketergantungan bahan baku obat dan alat kesehatan Indonesia dari luar negeri menjadi persoalan bagi bangsa ketika terjadi situasi yang tidak biasa, terutama saat pandemi Corona.
Menteri BUMN tersebut juga saat ini berupaya mengikis ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan dengan mendorong produksi lokal, bahkan di beberapa kesempatan, ia sudah berkali-kali menyampaikan, bahwa BUMN harus bisa mewujudkan food security (ketahanan pangan), energy security (ketahanan energi), dan health security (ketahanan kesehatan).
Erick menyebut pandemi Korona merupakan sebuah momentum bagi bangsa untuk bergotong royong. Erick tak menampik besarnya tantangan dalam mewujudkan industri nasional, namun hal itu bukan berarti mustahil dilakukan.
"Saya berharap Kementerian BUMN terus bersinergi dengan kementerian lainnya, kita tidak boleh punya ego sektoral," kata Menteri BUMN tersebut.
Erick menilai sudah saatnya Indonesia serius mendorong ketahanan kesehatan dengan membuat bahan baku obat dan alat kesehatan sendiri. Dengan begitu, menurut Erick, Indonesia tak perlu selalu melakukan impor untuk bahan baku obat dan alat kesehatan.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir akan mensinergikan para penemu ventilator lokal dengan BUMN-BUMN industri pertahanan dalam rangka menanggulangi pandemi Virus Corona baru atau COVID-19.
Erick Thohir sudah mencoba kontak pihak-pihak yang berada di industri pertahanan untuk coba mensinergikan hal tersebut. Menurut Menteri BUMN tersebut, tidak mudah membangun industri nasional tapi mestinya bisa.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020