PGN salurkan jargas dengan Gaslink Truck

16 April 2020 19:18 WIB
PGN salurkan jargas dengan Gaslink Truck
Petugas PT PGN, Tbk menyalurkan gas bumi dalam bentuk "Compressed Natural Gas" (gas alam yang dikompresi) menggunakan teknologi GTM (Gas Transportation Module) atau Gaslink Truck untuk menyuplai Jargas Rumah Tangga di wilayah Semarang, Jawa Tengah, Kamis (16/4/2020). Pascagangguan pasokan dari Central Processing Plant (CPP) area Blok Gundih Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) ada Kamis (9/4/2020) lalu, PT PGN Tbk mengerahkan Gaslink Truck guna memastikan suplai jaringan gas di Kota Semarang dan Kabupaten Blora aman. ANTARA FOTO/Aji Styawan/hp.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyalurkam gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) menggunakan teknologi GTM (Gas Transpotation Module) atau Gaslink Truck untuk menjaga suplai Jargas Rumah Tangga di wilayah Semarang tetap aman.

Seperti yang diestimasikan beberapa waktu lalu, penyaluran CNG dilakukan untuk menyuplai jargas Rumah Tangga di Semarang sebesar 1.100 M3 – 1.300 M3 per hari dan Blora besar 280 – 300 M3 per hari. Mengingat kedua wilayah tersebut terdampak insiden CPP Gundih dan sempat terhenti aliran gasnya.

“Sampai saat ini, penyaluran CNG berjalan lancar dan aliran gas di rumah-rumah pelanggan normal. Nyala api di kompor-kompor pelanggan tetap normal, tidak mengalami penurunan. Namun ini hanya sementara sampai CPP Gundih normal kembali, karena proses perbaikan belum selesai,” ungkap Sales Area Head PGN Semarang Heri Frastiono, dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Heri juga menambahkan bahwa pada kondisi darurat COVID-19 saat ini, juga menyebabkan konsumsi gas bumi masyarakat meningkat.

"Peningkatan konsumsi gas di Semarang mencapai dua kali lipat. Pemakaian gas di Semarang pada bulan Februari lalu mencapai 25.000 per M3. Kemudian melonjak menjadi 53.000 M3 pada bulan Maret. Di luar insiden beberapa waktu lalu, kami berupaya untuk memastikan kebutuhan gas bumi masyarakat tetap tercukupi," ujarnya.

Guna mencukupi pasokan gas bumi di Semarang, PGN memiliki dua sumber pasokan gas bumi. Untuk wilayah Semarang sendiri dipasok gas yang bersumber CNG (Compressed Natural Gas) di Jawa Timur maupun Jawa Barat yang disalurkan melalui jaringan pipa distribusi gas bumi di Wilayah Tambak Aji – Wijaya Kusuma. Sedangkan Jargas di Semarang Timur mendapatkan pasokan gas dari sumber gas yang ada di Blora.

“Kami memastikan agar dua sumber pasokan gas bumi itu tetap lancar hingga pendistribusian ke masyarakat,” imbuh Heri.

Sampai saat ini, total pelanggan Jargas Rumah Tangga PGN di Jawa Tengah sebanyak 2.516 SR, dengan rincian di Semarang sebanyak 1.875 SR dan Blora 641 SR. Heri menambahkan, PGN akan terus berupaya untuk memperluas pemakaian gas di Jawa Tengah untuk meningkatkan saing produk dan layanan dimana gas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Pribadi menambahkan, PGN akan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyakarakat melalui Jargas. Dalam kondisi COVID-19 ini, PGN juga akan tetap melanjutkan proyek-proyek terkait jaringan gas.

“Jaringan gas untuk rumah tangga tersambung langsung dengan masyarakat, sehingga kami yakin masyarakat bisa langsung menikmati gas dengan harga yang sangat kompetitif. Hal itu juga bisa membantu perekonomian masyarakat, serta memberikan nilai lebih bagi pemerintah untuk penghematan subsidi maupun dalam penghematan impor,” ujar Rachmat.

Selain itu, banyaknya potensi industri baru di wilayah Jawa Tengah mendorong PGN untuk bisa menyokong ketersediaan energi yang efisien. Peningkatan utilisasi gas bumi untuk industri, akan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing industri. Dengan demikian, Jawa Tengah berpotensi untuk menjadi wilayah pengambangan gas untuk sektor rumah tangga maupun industri.

Rachmat menambahkan, dengan infrastruktur gas bumi di Jawa Tengah yang memadai, maka akan memberikan jaminan wilayah Jawa Tengah bisa mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan. Targetnya, manfaat lebih dari gas bumi dapat dirasakan secara lebih luas oleh masyarakat Jawa Tengah.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020