Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan tiga vaksin COVID-19 telah masuk tahap uji coba klinis dan lebih dari 70 vaksin dalam pengembangan, kata Direktur Jenderal WHO dr Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa, Swiss.Lebih dari 90 negara bergabung atau menyampaikan minatnya bergabung dengan Solidarity Trial, dan lebih dari 900 pasien ikut serta dalam uji coba tersebut,
"Kami bekerja sama dengan sejumlah mitra untuk mempercepat pengembangan, produksi dan distribusi vaksin," kata Ghebreyesus saat sesi pengarahan harian, Rabu (15/4), yang disiarkan laman resmi WHO, sebagaimana dipantau di Jakarta, Kamis.
Tidak hanya mengumumkan perkembangan vaksin, Ghebreyesus juga menjelaskan WHO tengah menguji coba sejumlah obat yang diyakini dapat menyembuhkan pasien COVID-19. Namun sampai hari ini, belum ada kesimpulan pasti yang menerangkan keampuhan obat karena proses uji coba masih berjalan.
"Lebih dari 90 negara bergabung atau menyampaikan minatnya bergabung dengan Solidarity Trial, dan lebih dari 900 pasien ikut serta dalam uji coba tersebut," kata Ghebreyesus.
Sejumlah obat yang diuji coba, di antaranya Remdesivir; Lopinavir/Ritonavir; Lopinavir/Ritonavir dengan Interferon beta-1a; dan Chloroquine atau Hydroxychloroquine (obat anti-malaria), demikian keterangan WHO dalam laman resminya.
Baca juga: WHO minta negara gunakan waktu saat "lockdown" untuk menyerang virus
Baca juga: WHO: Mempersiapkan sistem rujukan COVID-19 sangat penting
Bersamaan dengan uji coba itu, Ghebreyesus menjelaskan sejumlah ahli kesehatan WHO tengah menyusun strategi penggunaan ventilator atau alat bantu pernapasan guna mengatasi persediaan alat yang tidak sebanding dengan jumlah pasien.
"Intervensi apa pun yang bertujuan mengurangi kebutuhan ventilator tetapi tetap membantu perawatan terhadap pasien dengan kondisi kritis penting terus dilakukan -- khususnya di saat persediaan alat terbatas. Penting karena langkah itu dapat menyelamatkan nyawa pasien," terang direktur jenderal WHO itu.
Di samping "Solidarity Trial", WHO juga meluncurkan program "Solidarity Flight" yang bertujuan mengirim perlengkapan medis ke 95 negara. Program itu turut bekerja sama dengan misi yang diemban oleh lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya, antara lain Program Pangan Dunia (WFP), Dana untuk Anak-Anak PBB (UNICEF), Dana Global (The Global Fund), dan Departemen Dukungan Operasional PBB.
Menurut Ghebreyesus, program-program itu merupakan wujud komitmen WHO memerangi pandemi. "Fokus kami, fokus saya, menghentikan penularan virus dan menyelamatkan nyawa," ujar dia.
Oleh karena itu, Ghebreyesus mengajak masyarakat dunia untuk bersolidaritas mendukung usaha menanggulangi pandemi.
Sejauh ini WHO telah menghimpun dana "Solidarity Response Fund" hampir 150 juta dolar AS (sekitar Rp2,35 triliun) yang akan digunakan membantu penanggulangan COVID-19. Donasi itu diperoleh dari 240.000 individu dan lembaga dari berbagai negara di dunia.
Demi meningkatkan jumlah dana, WHO bersama sejumlah penyanyi akan menggelar acara konser amal dari rumah pada Sabtu minggu ini. "Saya berterima kasih kepada Lady Gaga, Global Citizen, dan seluruh pihak yang berkolaborasi menyelenggarakan konser amal itu," kata Ghebreyesus.
Baca juga: Dirjen WHO: Penanganan pandemi COVID-19 akan ditinjau "pada waktunya"
Baca juga: WHO sebut masker medis harus diprioritaskan untuk petugas kesehatan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020