• Beranda
  • Berita
  • Minyak sedikit berubah, WTI bertahan di terendah sejak Februari 2002

Minyak sedikit berubah, WTI bertahan di terendah sejak Februari 2002

17 April 2020 07:17 WIB
Minyak sedikit berubah, WTI bertahan di  terendah sejak Februari 2002
Harga minyak turun, terseret kekhawatiran baru korban Virus Corona
Harga minyak sedikit berubah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah OPEC menurunkan perkiraan permintaan global untuk 2020 diimbangi oleh beberapa negara Eropa yang mengatakan mereka akan melonggarkan pembatasan virus corona, menunjukkan potensi rebound dalam konsumsi.

Minyak mentah berjangka Brent naik 13 sen atau 0,5 persen, menjadi menetap pada 27,82 dolar AS per barel. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) berakhir tidak berubah pada 19,87 dolar AS per barel, menandai hari kedua penutupan berturut-turut pada level terendah sejak Februari 2002.

Pasar minyak mentah belum dapat reli sekalipun setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, mencapai kesepakatan pada akhir pekan untuk secara drastis memotong pasokan dunia.

Para pedagang mengatakan bahwa karena beberapa negara di Eropa mengurangi penguncian, permintaan bahan bakar dapat pulih lebih cepat dari yang diperkirakan. Namun, pejabat di Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan negara-negara untuk bergerak dengan sangat hati-hati sebelum mencabut pembatasan.

“Beberapa negara Eropa mulai terbuka. Itu mendukung Brent," kata John Kilduff, mitra di hedge fund Again Capital LLC di New York.

Dalam laporan bulanan terbarunya, OPEC memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan berkontraksi 6,9 juta barel per hari (bph), atau 6,9 persen, pada 2020.

Perkiraan itu, bersama dengan laporan Rabu (15/4/2020) bahwa stok minyak mentah AS naik 19,2 juta barel pekan lalu, menghambat optimisme yang tumbuh dari kesepakatan pasokan OPEC+ untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari untuk Mei dan Juni.

Diharapkan untuk pemotongan 10 juta barel per hari dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, dapat menurunkan produksi sekitar 20 juta barel per hari, meskipun pemotongan itu diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk membuahkan hasil.

Menyusul akhir perdagangan, Arab Saudi dan Rusia, dalam sebuah pernyataan bersama, mengatakan mereka akan terus memantau pasar minyak dan siap untuk mengambil langkah-langkah bersama dengan OPEC+ jika diperlukan.

"Harga minyak akan tetap tertekan memaksa penutupan di antara produsen non-kartelisasi," kata Norbert Ruecker, kepala ekonom di bank Swiss, Julius Baer, ​​merujuk pada produsen seperti Amerika Serikat, di mana banyak produksi tidak menguntungkan dengan harga saat ini .

ConocoPhillips mengatakan akan memangkas produksi minyak AS dan Kanada sekitar 225.000 barel per hari karena jatuhnya harga minyak mentah. Perusahaan AS dan Kanada itu sejauh ini mengumumkan pengurangan produksi sekitar 730.000 barel per hari.

Di Rusia, perusahaan-perusahaan energi telah secara signifikan mengurangi rencana ekspor minyak untuk Mei menyusul kesepakatan OPEC+, tiga sumber perusahaan dan dua pedagang mengatakan kepada Reuters.


Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah permintaan yang lebih lemah
Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah kekhawatiran permintaan
Baca juga: Harga minyak merosot, investor ragu pengurangan pasokan minyak OPEC

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020