Menurut pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA, Kamis (16/4), salah satu alternatif untuk dapat menggaet calon pembeli adalah dengan memanfaatkan layanan penjualan secara daring (online).
"Produsen sudah tidak bisa bikin apa-apa, kecuali bagian lini terakhir seperti distributor, para diler, sales industri mulai mendekati marketing online, persis seperti yang dibikin Elon Musk (Tesla), dia jualannya online tanpa diler," kata Yannes.
Lebih lanjut, ia menilai perubahan model penjualan yang mulanya dilakukan secara langsung ke bentuk online, dirasa cukup efektif untuk menggugah keinginan calon pembeli.
"Dengan kasus COVID ini, semua yang dilakukan secara online kurvanya naik. Semua orang mencari layanan online yang bisa dipakai dan aman," kata akademisi Institut Teknologi Bandung itu.
"Secara online bisa menjadi pilihan (produsen) dan strateginya harus diperkuat, sehingga keinginannya memiliki mobil baru terpelihara," ujarnya melanjutkan.
Yannes lalu memberikan contoh peluncuran pembuat mobil asal Inggris, Morris Garage MG ZS, yang beberapa waktu lalu dirilis di Indonesia tak lama setelah wabah COVID-19 mulai merebak.
"Contoh sekarang force buyer adalah MG untuk segera menjalani strategi onlinenya, sehingga nanti kalau kondisi ini sudah normal lagi, kendaraannya sudah dibooking dulu sehingga ada ikatan order dari customer ke diler," jelas dia.
Beberapa waktu terakhir, para pelaku industri otomotif memilih untuk merilis dan memasarkan produknya secara virtual atau daring.
Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat Tesla Inc membuka diler virtualnya di Tmall, platform jual-beli daring terkemuka di China yang dikelola Alibaba Group.
Dengan ruang pamer (showroom) yang ditutup selama pandemi virus corona, Fiat Chrysler dan General Motors Co juga membuat program yang memungkinkan pelanggan membeli kendaraan secara daring.
Baca juga: Penjualan mobil nasional April-Mei diprediksi makin anjlok
Baca juga: Pasar mobil baru Indonesia Maret 2020 turun 3,5 persen
Baca juga: Penjualan mobil Februari diprediksi datar, ini sebabnya
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020