• Beranda
  • Berita
  • Google temukan lebih dari 18 juta malware terkait COVID-19

Google temukan lebih dari 18 juta malware terkait COVID-19

17 April 2020 10:44 WIB
Google temukan lebih dari 18 juta malware terkait COVID-19
Google luncurkan situs "Mengajar dari Rumah" dalam Bahasa Indonesia

Google mengatakan telah menemukan lebih dari 18 juta malware dan email phising yang berkaitan dengan COVID-19 setiap harinya dalam satu pekan terakhir.

Angka tersebut, menurut Google, tidak termasuk 240 juta pesan spam terkait virus corona setiap harinya, The Verge melaporkan, Kamis (16/4).

Serangan dan penipuan phishing "memanfaatkan kekhawatiran dan insentif keuangan untuk mendorong pengguna untuk merespons," kata Google. Hal ini berarti, pelaku kejahatan menggunakan penipuan email yang sama, namun dengan judul email yang berbeda.

Penipuan ini berupa penyamaran terhadap organisasi resmi, misalnya WHO, dengan meminta sumbangan atau menipu pengguna agar mengunduh malware, atau pun berpura-pura memiliki informasi soal insentif dari pemerintah. Upaya phising juga berupa email yang ditujukan untuk para pekerja dari rumah untuk mengunduh dokumen berisi malware.

Google mengatakan perlindungan yang didukung kecerdasan buatan (AI) menyaring ancaman semacam itu, dan Google telah memblokir "lebih dari 99,9 persen spam, phising dan malware dari jangkauan pengguna."

Google juga bekerjasama dengan WHO dalam mengimplementasikan otentikasi pesan berbasis domain, pelaporan dan kesesuaian (DMARC) untuk mempersulit para pelaku untuk menyamar sebagai domain who.int, dan mencegah email yang resmi dari WHO masuk dalam filter spam.

Google mengatakan dalam banyak kasus, ancaman malware dan phising bukanlah hal baru, tetapi serangan malware yang ada diperbarui untuk mengeksploitasi ketakutan dan kebingungan seputar COVID-19.

Pengguna disarankan untuk tidak mengklik tautan dalam email yang tidak mencurigakan dan email berisi laporan phishing. Pengguna juga harus memastikan URL yang dibagikan berasal dari sumber resmi, karena sebagian besar pelaku mencoba membuat URL mendekati aslinya.


Baca juga: Gejala corona dan masa inkubasi, tren penelusuran Google saat pandemik

Baca juga: Google Mobility Reports deteksi pergerakan orang selama corona

Baca juga: Tips dari pakar produktivitas agar efektif bekerja dari rumah

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020