• Beranda
  • Berita
  • Menkeu proyeksikan pertumbuhan triwulan I-2020 kisaran 4,5-4,6 persen

Menkeu proyeksikan pertumbuhan triwulan I-2020 kisaran 4,5-4,6 persen

17 April 2020 13:53 WIB
Menkeu proyeksikan pertumbuhan triwulan I-2020 kisaran 4,5-4,6 persen
Ilustrasi - Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek infrastuktur di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (3/4/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras/pri.

Q1 mungkin 4,5-4,6 persen, masih kelihatan tinggi, meski sudah turun dibawah lima persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 berada pada kisaran 4,5 persen-4,6 persen atau mulai dibawah lima persen.

"Q1 mungkin 4,5-4,6 persen, masih kelihatan tinggi, meski sudah turun dibawah lima persen," ujar Sri Mulyani dalam jumpa pers virtual perkembangan APBN di Jakarta, Jumat.

Sri Mulyani mengatakan angka perkiraan ini masih lebih optimis karena pada periode Januari hingga awal Maret 2020, kegiatan perekonomian belum terdampak COVID-19.

Ia memastikan perkiraan realisasi yang positif itu tidak akan berlanjut karena pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2020 mulai terdampak dari penyebaran wabah yang makin meluas.

"Q1 masih terlihat cukup baik diatas empat persen, namun ini tidak mencerminkan tren di Q2, karena mulai ada pembatasan sosial dan kerja dari rumah," katanya.

Meski demikian, apabila ekonomi mulai membaik pada triwulan III-IV 2020, ia optimistis, pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun bisa berada pada kisaran 2,3 persen sesuai skenario.

"Yang paling critical, kita lihat Q3 sudah mulai pemulihan atau masih flat, itu bisa menentukan, kalau mulai recovery, kita optimistis baseline 2,3 persen bisa terjaga," ujarnya.

Sri Mulyani mengakui pembuatan proyeksi ekonomi dalam kondisi yang penuh ketidakpastian seperti ini sangat sulit untuk dilakukan.

Oleh karena itu, pemerintah membutuhkan koordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat ikhtiar dalam menjaga kinerja perekonomian dari ancaman COVID-19.

"Upaya mengatasi shock ini tidak mungkin dilakukan APBN sendiri, BI harus step in dan OJK ada relaksasi. Shock ini begitu besar sehingga membuat forecast 2020 sangat dinamis," ujarnya.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam outlook terbaru memproyeksikan Indonesia hanya tumbuh 0,5 persen pada 2020 atau terendah sejak krisis keuangan 1997-1998.

Namun, apabila pandemi COVID-19 berakhir mulai paruh kedua 2020, maka kinerja ekonomi Indonesia akan melesat pada 2021 hingga 8,2 persen dan mampu menopang pertumbuhan di kawasan.

Baca juga: Pemerintah proyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,5 - 5,5 persen pada 2021
Baca juga: Menlu : Proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN turun jadi satu persen

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020