"Lukman itu junior saya. Satu 'leting' di bawah saya 7 tahun. Sesama atlet, saya merasa kehilangan," kata Naniek Juliati Sowadji saat dihubungi ANTARA di Surabaya, Jumat.
Naniek tidak menyangka kalau Lukman Niode yang merupakan atlet renang yang pernah membela Indonesia di Olimpiade 1984 harus lebih dahulu meninggalkannya.
"Padahal baru tiga hari masuk rumah sakit. Secara umur, Lukman masih muda," katanya.
Baca juga: Olimpian Lukman Niode meninggal dunia
Selama hidup, menurut Naniek, Lukman termasuk orang baik, tidak sombong dan tidak pernah menunjukkan kelebihannya kepada orang lain, meskipun pernah sukses di Olimpiade 1984.
"Semoga amal kebaikannya diterima Tuhan dan prestasinya bisa menjadi tauladan bagi atlet-atlet lainnya," katanya.
Baca juga: Lukman Niode meninggal, Krisna Bayu merasa kehilangan mentor
Lukman Niode sebelumnya sempat dikabarkan berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dan menjalani perawatan di RS Pelni Jakarta. Namun, belum diketahui penyebab Lukman Niode meninggal dunia.
Kabar meninggalnya Lukman Niode juga disampaikan sesama mantan perenang dan Olimpian Richard San Bera melalui media sosial.
"Dengan hati sedih, saya mengabarkan meninggalnya sahabat saya - mentor saya, inspirasi saya - perenang legendaris brother Lukman Niode. Beliau meninggal pada siang ini pkl 12.58 di RS Pelni Jakarta. Saya sangat sedih atas kepergiannya. RIP brother," tulisnya melalui Twitter.
Baca juga: Menpora: Dunia olahraga kehilangan Lukman Niode
Baca juga: KONI: Dunia renang kehilangan sang legenda
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020