Garda terdepan bukan kami, tapi masyarakat
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Riau bersiap untuk kondisi terburuk wabah mematikan tersebut dengan penambahan kapasitas ruang isolasi di rumah sakit rujukan hingga bisa menampung sekitar 500 pasien.
Juru Bicara COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P (K) di Pekanbaru, Jumat, mengatakan beberapa rumah sakit (RS) swasta sudah menambah daya tampung ruang isolasi. Hingga kini terdata ada penambahan hingga 150 tempat tidur dibandingkan sebelumnya, karena rumah sakit swasta besar menambah kapasitas ruang isolasi seperti di RS Awal Bros, RS Eka Hospital dan RS Ibnu Sina.
“Artinya dengan bertambah ruang isolasi ini membuat persiapan kita hadapi badai COVID-19 ini menjadi kuat. Melihat tren seperti ini, belum kelihatan kurvanya sudah mulai turun (dan) baru mulai naik, belum bisa memastikan kapan puncaknya. Namun, persiapan Riau sudah dalam trek yang baik,” katanya.
Ia mengatakan dinas kesehatan sudah mengecek standar minimal ruang isolasi, dan dinilai bisa layani pasien PDP dengan kondisi ringan, sedang dan berat. Dari 48 RS rujukan, sebanyak 36 RS sudah merawat pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif COVID-19. Meski begitu, penyediaan alat ventilator diakuinya belum begitu banyak.
Baca juga: Kasus kematian tinggi, Riau bentuk tim penanganan jenazah COVID-19
“Apakah cukup? Saya berharap ruang isolasi ini ‘gak pernah dipakai, tidak pernah terjadi transmisi lebih cepat. Caranya apa? putus transmisinya dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), Anda diam di rumah, selesai. Garda terdepan bukan kami, tapi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, antisipasi di Riau akan lebih lengkap dengan beroperasinya laboratorium biomolekuler di RSUD Arifin Achmad pada pekan depan. Dengan begitu, Riau tidak lagi ketergantungan dengan lab Balitbangkes di Jakarta untuk uji swab pasien COVID-19.
“Ini kabar berita yang sangat baik, bisa memutus rantai yang panjang dari hasil swab itu sendiri,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau, hingga Jumat (17/4) di Provinsi Riau terdapat penambahan dua kasus positif COVID-19 sehingga total ada 26 kasus positif. Rinciannya ada 13 pasien masih dirawat, sembilan orang sehat dan sudah dipulangkan, dan empat orang sudah meninggal dunia.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) total ada 139 orang yang masih dirawat. Kemudian ada 133 PDP sudah dinyatakan negatif COVID-19 dan dipulangkan.
Meski begitu, angka kematian dari PDP terus meningkat jadi 26 orang. Banyak PDP belum terkonfirmasi apakah terinfeksi meski ada yang telah meninggal, karena di Riau belum punya fasilitas lab untuk uji swab.
Sementara itu, masih ada 10.373 orang dalam pemantauan (ODP) yang diharapkan melakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Ahli epidemiologi soroti fenomena gunung es wabah COVID-19 di Riau
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020