Tetapi para ahli kesehatan di Eropa menemukan cara potensial untuk mengidentifikasi infeksi virus corona hanya dengan melihat kaki seseorang.
Dokter melaporkan sejumlah pasien yang dites positif COVID-19 memiliki lesi (jaringan yang abnormal) kecil di kaki mereka.
Penelitian beberapa waktu lalu dimulai di Spanyol untuk menentukan apakah itu merupakan gejala lain dari penyakit virus corona, ungkap laman Evewoman.co.ke, seperti dilansir Medical Daily.
Baca juga: Sam Smith merasa terinfeksi corona, tapi yakin sudah sembuh
Baca juga: Sembuh dari corona, Tom Hanks kembali hibur pemirsa layar kaca
Federasi Podiatris Internasional di Prancis melaporkan kasus lesi pada anak laki-laki berusia 13 tahun yang terinfeksi COVID-19. Awalnya dokter mengira itu lesi disebabkan oleh laba-laba tetapi pasien akhirnya mulai menunjukkan gejala COVID-19.
Ahli dermatologi kemudian melaporkan kasus serupa pada "banyak" pasien COVID-19 di Italia dan Prancis, ungkap Spanish General Council of Official Podiatrist Colleges.
"Lesi ungu (sangat mirip dengan cacar air, campak atau chilblains) yang biasanya muncul di jari kaki dan biasanya sembuh tanpa meninggalkan bekas," kata ahli kesehatan.
Dalam kebanyakan kasus, lesi dialami remaja dan anak-anak yang terinfeksi virus. Ada sejumlah kecil pasien dewasa dengan luka di kaki mereka.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk secara resmi menambahkan lesi kecil pada kaki ke dalam daftar gejala COVID-19. Untuk mendapatkan bukti ilmiah perlu lebih banyak waktu.
Sementara para ilmuwan menganalisis gejala potensial, para ahli kesehatan mengatakan orang harus mengikuti rekomendasi pemerintah dan langkah-langkah pencegahan terinfeksi COVID-19 antara lain tinggal di rumah dan secara teratur mengamati kondisi mereka untuk menghindari penularan atau tertular COVID-19.
Baca juga: Facebook adakan survei gejala COVID-19, pastikan data aman
Baca juga: Gejala corona dan masa inkubasi, tren penelusuran Google saat pandemik
Baca juga: JK Rowling berbagi teknik bernapas saat sesak karena gejala corona
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020