"Probiotik yang baik mengandung beragam mikroba yang menguntungkan dan selaras dengan alam. Sementara prebiotik merupakan makanan probiotik berupa "non digestable fiber" yang biasanya terdapat dalam buah dan sayur. Keduanya baik untuk meningkatkan imun tubuh," ujar Ge Recta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan virus di saluran pernafasan itu akan menyerang individu yang mengalami penurunan imun. Seperti, orang tua, penderita penyakit infeksi, maupun penyakit-penyakit kronis.
"Sementara, orang yang sehat jika terpapar virus umumnya hanya menjadi "carrier" saja dengan gejala ringan seperti flu biasa sampai tidak mengalami gejala sama sekali," kata dia.
Baca juga: Dapur umum Riau distribusikan 1.100 kotak makanan saat PSBB
Baca juga: Kemristek berikan sembako bagi penjual makanan harian dan ojek online
Dia menambahkan sekitar 70 persen hingga 80 persen, imun di seluruh tubuh dibentuk dalam saluran cerna. Mikrobiota yang mengedukasi dan memodulasi sistem imun sehingga mampu melawan atau membunuh patogen apapun termasuk virus.
Mikrobiota adalah seluruh mikroba dan materi genetiknya dalam tubuh yang berperan dalam mempromosikan kesehatan.
"Oleh karena itu, pola makan dan hidup yang terpapar berbagai polutan dan beban tekanan yang dapat merusak mikrobiota dalam saluran cerna, diperlukan upaya pemulihan kembali," kata dia.
Ia menyarankan agar mengkonsumsi pangan yang sehat bergizi dan vitamin-vitamin yang dibutuhkan tubuh.
Ge Recta mengapresiasi langkah pencegahan penularan COVID-19 dengan menggunakan penyemprotan disinfektan. Menurut dia, langkah tersebut bagus. Hanya saja, perlu dipertimbangkan risiko akan menciptakan mutan baru yang berdampak pada kesehatan manusia.*
Baca juga: Selama pandemi COVID-19, ACT DIY bagikan makanan gratis
Baca juga: Relawan Muslim KL suplai makanan WNI terisolasi di dua flat
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020