Menikmati pesona Danau Tambing

19 April 2020 13:27 WIB
Menikmati pesona Danau Tambing
Danau Tambing di pagi hari diselimuti kabut uap yang sangat dingin membuat para pengunjung terpesona. Foto Antara/Basri Marzuki)
Provinsi Sulawesi Tengah dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman objek wisata yang semakin dimintati wisatawan dalam negeri maupun manca negara.

Satu dari sejumlah destinasi wisata alam yang terbilang memiliki panorama dan daya tarik bagi wisatawan adalah ekowisata Danau Tambing.

Berada di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso (Sulteng), Danau Tambing mudah diakses wisatawan karena  dekat dengan jalan raya poros Palu-Napu.

Berjarak sekitar 90 kilometer arah Selatan Kota Palu, Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah, wisatawan cukup menempuh 2,5 jam perjalanan menggunakan mobil menuju Danau Tambung.

Danau seluas enam hektare ini terletak di ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut sehingga memiliki suhu udara sejuk dan cukup dingin karena hutan dan alamnya yang terbilang masih bagus dan jauh dari perambahan.

Tak heran, jika wisatawan sangat tertarik untuk mengunjungi obyek wisata yang berada di dalam kawasan Taman Nasional LoreLindu (TNLL) dan Cagar Biosfer Lore Lindu.

TNLL ditetapkan sebagai salah satu warisan cagar biosfer dunia oleh UNESCO pada 1977.

Masyarakat sekitar Danau Tambing menyebut objek wisata ini Rano Kalimpa, karena memiliki pemandangan yang asri sebagai lokasi untuk menenangkan diri setelah aktivitas rutin sehari-hari.

Pepohonan yang rindang, udara sejuk, ditambah kicauan burung serta ragam serangga termasuk kupu-kupu berwarna-warni membuat kawasan Danau Tambing menjadi area favorit bagi semua kalangan termasuk bagi wisatawan yang sambil berkemah.

Selain danau sebagai tempat pemancingan ikan bagi mereka yang hobby memancing, juga ada lokasi camping dapat menampung hingga 1.000 tendah kemah.orang.

Di lokasi tersebut wisatawan juga dapat menikmati tanaman anggrek dan tanaman khas/endemik kantong semar.

Burung rangkong, salah satu satwa endemik Sulawesi yang hidup dan berkembangbiak di sekitar kawasan Danau Tambing.

 

Terus meningkat

Popularitas Danau Tambing terus meningkat. Jumlah pengunjung terus bertambah dari hanya sekitar 3.000 orang pada tahun 2014 naik menjadi 6.000 wisatawan pada tahun 2015. Memasuki tahun 2016 melonjak menjadi 13.000 orang dan 30.000 orang pada pada tahun 2017.

Hari Sabtu dan Minggu atau hari libur jumlah pengunjung rata-rata bisa mencapai 1.000 orang per hari.

Koordinator pengelola obyek wisata Danau Tambing dari Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Asdin mengatakan, ciri khas yang ada di Danau Tambing adalah flora dan faunanya.

Danau Tambing memiliki keanekaragaman hayati, seperti ragam spesies burung. Lebih dari 260 jenis burung menjadikan kawasan ini sebagai rumah.

Hal itu membuat Danau Tambing dijuluki "Surga Burung", karena 30 persen di antara spesies burung tersebut adalah jenis endemik, hanya ada dan berkembang biak di kawasan ini.

Dua di antaranya adalah burung kipasan Sulawesi (Rhipidu rateysmanni) dan burung kancilan ungu (maroon-backedwhistler).

Ukuran kedua burung ini sangat kecil, tidak lebih besar dari buah salak, sehingga setiap pengujung akan terpesona ketika melihatnya.

Kepala Balai Besar TNLL, Jusman, mengatakan wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Tambing umumnya hanya ingin mengamati dan mendengar kicauan berbagai jenis burung di pagi dan petang hari.

"Mereka (wisatawan asing), mengagumi satwa burung dan mengatakan keunikan dan keindahan suara burung seperti ini hanya ada di obyek wisata Danau Tambing," kata Jusma.

Untuk itu, Jusman menambahkan pihaknya telah membuka jalur-jalur khusus untuk lokasi pengamatan burung di sekitar danau. Juga ada beberapa spot pengamatan burung lainnya di luar kawasan wisata tersebut.

Untuk memberikan kemudahan akses kepada wisatawan yang akan mengamati burung, pengelola obyek wisata menjalin kerja sama dengan seorang peneliti burung lokal menjadi pemandu wisata.

Pemandu lokal bernama Idris Tunilele, dibekali kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik, berlatar belakang peneliti dan lulusan Universitas Tadulako, Palu sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap dan memadai kepada wisatawan asing.

Idris Tunilele juga sudah menulis beberapa buku yang berisikan jenis-jenis burung di dunia dan yang ada di sekitar Danau Tambing, termasuk beberapa burung endemik.

Ini sangat menolong dan menjua,l sehingga semakin banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Tambing.
​​​​​​ 

Wisatawan asal Jerman sedang mengamati burung di lokasi obyek wisata Danau Tambing yang terletak di Desa Sedia, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Terdapat sekitar 270 ekor jenis burung dan 30 persen diantaranya satwa endemik. ANTARA/Anas Masa

Berbenah

Kepala Balai Besar TNLL, Jusman mengatakan terus melalukan berbagai pembenahan fasilitas di lokasi obyek wisata, seperti penyediaan gedung informasi bagi para pengunjung.

Membangun tempat sembayang (masjid) di lokasi dan juga satu unit bangunan pengamatan burung bagi para wisatawan agar mereka bisa bermalam atau menginap beberapa hari, menyediakan toilet yang bersih dan penerangan listrik sehingga pengunjung lebih nyaman.

Setiap pengunjung yang akan masuk ke lokasi obyek wisata Danau Tambing harus membeli karcis untuk umum Rp5.000/orang.Sedangkan khusus untuk wisatawan mancanegara dikenakan biaya masuk sebesar Rp150.000/orang.

Wisatawan berkemah di Danau Tambing. ANTARA/Anas Masa
 

Pewarta: Anas Masa
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020