"Sewaktu saya ke Malaysia, saya tahu bahwa klaim Malaysia itu bersumber dari sana," kata Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga, Surabaya, Aribowo, Jumat.
Kendati hidup di Malaysia, komunitas Indonesia ini ternyata masih mengembangkan budaya dan tradisi leluhurnya.
"Karena itulah di Malaysia ada reog, wayang kulit, batik, rendang, dan lagu-lagu tradisi Indonesia. Tradisi dan budaya itu pun masuk dalam khazanah budaya Malaysia," katanya.
Ketua Dewan Kesenian Surabaya tu menyebut, persinggungan budaya Malaysia-Indonesia itu memang muncul dari komunitas Indonesia di Malaysia.
"Hal itu seharusnya dapat dipahami sebagai akibat dari budaya Indonesia yang sudah go public ke negeri jiran, meski Malaysia seharusnya tetap merujuk asal-usul budaya itu," katanya.
Aribowo menyarankan Indonesia untuk tidak menanggapi klaim Malaysia ini secara emosional, melainkan dengan cara-cara yang lebih positif yakni melestarikan budaya dan tradisi dari generasi ke generasi.
"Cara-cara pelestarian itu perlu dipadukan dengan langkah pemerintah untuk mengupayakan paten dari tradisi dan budaya yang ada," katanya. (*)
Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009