• Beranda
  • Berita
  • Ekonom: Postur RI lebih baik dibandingkan negara lain hadapi COVID-19

Ekonom: Postur RI lebih baik dibandingkan negara lain hadapi COVID-19

20 April 2020 15:08 WIB
Ekonom: Postur RI lebih baik dibandingkan negara lain hadapi COVID-19
Ilustrasi - Petugas menata tumpukan uang. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.

Rasio utang terhadap PDB Indonesia sekitar 30 persen, dibandingkan Jepang posisinya 200 persen

Ekonom David Sumual menilai postur ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain dalam menghadapi wabah COVID-19 di antaranya dalam pengelolaan utang, nilai tukar rupiah yang membaik, dan kondisi modal perbankan nasional yang kuat.

“Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 30 persen, dibandingkan Jepang posisinya 200 persen,” katanya dalam diskusi daring bersama Badan Kebijakan Fiskal (BKF) di Jakarta, Senin.

Baca juga: BI nilai investor masih berpandangan positif pada Indonesia

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) itu mengatakan rasio utang sekitar 30 persen itu sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara yang mengharuskan rasionya hingga maksimum 60 persen PDB.

Jika rasio utang di atas 90 persen, lanjut dia, maka itu berdampak kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Rasio utang pemerintah itu masih lebih rendah jika dibandingkan Filipina yang mencapai 42 persen, China 50 persen, Malaysia 52 persen, Jerman 62 persen, Prancis 98 persen, Amerika Serikat 107 persen, Singapura 112 persen, Italia 135 persen, dan Yunani 181 persen terhadap PDB.

Sementara itu, dari sisi nilai tukar rupiah, lanjut dia, nilai tukar kini semakin membaik meski sebelumnya sempat melemah hingga menyentuh kisaran Rp16.500 per dolar AS.

Dengan perkembangan nilai tukar rupiah yang menguat saat ini di kisaran Rp15.600 per dolar AS, ia optimistis inflasi akan berada pada rentang 3-4 persen.

Ia menyebut tingkat volatibilitas relatif masih tinggi namun rupiah mulai membaik dibandingkan negara emerging lainnya.

“Bagi pelaku sektor keuangan, rupiah yang paling penting bukan rupiah menguat ke arah mana tapi penting itu rupiah terjaga di rentang yang baik,” imbuhnya.

Sementara itu, dari sisi perbankan nasional, lanjut dia, wabah virus corona jenis baru ini memang membawa dampak kepada industri jasa keuangan salah satunya potensi kredit bermasalah (NPL).

Namun, jika diperkirakan NPL perbankan di Indonesia mencapai lima persen, perbankan RI dinilai masih cukup kuat karena didukung rasio kecukupan modal (CAR) yang besar.

“Kita salah satu negara dengan CAR tertinggi di dunia,” katanya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada Selasa (31/3/2020) menyebutkan bahwa CAR perbankan nasional masih tergolong tinggi yakni 23 persen.

Baca juga: Rupiah akhir pekan menguat ditopang sentimen eksternal
Baca juga: Utang luar negeri RI tumbuh melambat, pada Februari 407,5 miliar dolar

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020