Keduanya melihat bahwa hubungan pekerja-manajemen yang baik adalah sebagai kunci untuk menempatkan perusahaan kembali ke jalur produksi di tengah kekhawatiran virus corona.
Sebagaimana diketahui, pembuat kendaraan sport Korando dan G4 Rexton telah menyegel perjanjian upah dengan serikat pekerja untuk ke-11 tahun berturut-turut tanpa mogok sejak 2010.
Dikutip dari Kantor Berita Yonahp, Selasa, kesepakatan upah itu terjadi di tengah memburuknya kinerja di dalam dan luar negeri.
SsangYong telah berjuang dengan keras di tengah kinerja yang memburuk sejak 2017 lalu, saat ini mereka mendapatkan hasil rugi bersih dengan nilai 66 miliar won dari laba bersih 58 miliar won di tahun sebelumnya.
Pada 2018, kerugian bersihnya terus berlanjut dengan mencapai sekitar 62 miliar won.
Pada 2019, penjualan tahunan SsangYong turun 6,5 persen menjadi 132.799 unit kendaraan dari 141.995 unit setahun sebelumnya karena permintaan yang lebih rendah. Hasil pendapatan untuk 2019 akan dirilis dalam beberapa minggu mendatang.
Dari Januari hingga Maret, penjualan turun 31 persen menjadi 24.139 unit dari 34.851 pada periode tahun lalu.
Lineup SsangYong terdiri dari G4 Rexton andalan, serta Tivoli, Korando, dan Rexton Sports.
Dalam langkah penyelamatannya sendiri, SsangYong sudah memotong beberapa tunjangan kesejahteraan bagi karyawan pada bulan September tahun lalu, beberapa upah dan juga bonus pada Desember.
Menambah kesengsaraan SsangYong, perusahaan induk dari Mahindra & Mahindra Ltd. baru-baru ini mereka memutuskan untuk tidak menyuntikkan dana 230 miliar won ke unit Korea karena mereka juga menghadapi kesulitan keuangan karena wabah virus.
Baca juga: Penjualan mobil nasional April-Mei diprediksi makin anjlok
Baca juga: Ferrari akan buat ventilator dari topeng snorkeling
Baca juga: Daihatsu perpanjang penghentian produksi hingga 24 April
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020