Pendemi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir mendorong perempuan tersebut tidak lagi mempedulikan waktu, tenaga dan memfokuskan konsentrasi dalam memberikan pelayanan tebaik upaya penanggulangan agar virus berbahaya tersebut tidak mewabah di daerah itu.
"Sekitar sebulan, saat awal pendemi terjadi, sering kali saya bekerja lupa waktu, bahkan tidak jarang tengah malam baru bisa pulang ke rumah demi kepentingan masyarakat agar tidak terpapar virus tersebut," kata Radmida yang sebulan menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Kota Pangkalpinang.
Baca juga: Hari Kartini, Erick Thohir: Terima kasih para perempuan Indonesia
Ia menjelaskan, pada awal terjadinya pandemi di Kota Pangkalpinang, pemerintah kota itu sedikit bingung untuk menentukan sosok ketua gugus tugas karena belum ada petunjuk dan yang terjadi di lapangan banyak kepala OPD yang tidak mau ditunjuk sebagai ketua.
"Atas dasar itu saya menyatakan siap untuk menjadi Ketua Gugus Tugas COVID-19 saat itu, karena bencana ini harus segera ditanggulangi agar tidak menyebar di masyarakat," kata Radmida.
Dengan tekat kuat untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat, apapun akan dilakukan. Sebagai langkah awal tim melakukan sosialisasi agar masyarakat paham pola pencegahan.
Siang dan malam selain memimpin langsung dan mendampingi tim penyemprotan disinfektan, dirinya juga ikut langsung mendampingi tim gugus tugas dalam rangka patroli membubarkan masyarakat yang masih berkumpul di keramaian.
Sejak 30 Maret 2020, berdasarkan petunjuk Mendagri yang mewajibkan jabatan ketua gugus adalah kepala daerah dalam hal ini Wali Kota dan wakilnya yaitu Dandim dan Kapolres, sedangkan Sekda masih diminta menjabat sebagai koordinator.
"Dalam melaksanakan tugas ini saya nikmati saja, walaupun terasa capek, semuanya saya jalankan dengan iklhas agar seluruh masyarakat Pangkalpinang tetap sehat dan tidak menjadi korban," ujarnya.
Dirinya juga mengimbau masyarakat, selagi tubuh ini masih sehat agar terus berbuat dan bersama-sama menanggulangi COVID-19 jangan sampai mewabah di Pangkalpinang.
"Saya tidak peduli lagi harus menghabiskan waktu untuk menanggulangi wabah ini, karena saya yakin perempuan juga bisa dalam menanggulangi COVID-19. Saya juga menikmati semua yang telah saya lakukan untuk menanggulangi virus ini, karena tidak semua masyarakat menemui atau mengalami fase seperti ini dan ini adalah ujian dari Allah yang harus dilalui," katanya.
Dia mengaku sedih melihat kondisi seperti ini, namun warga tidak boleh terlena dengan kesedihan dan harus berbuat untuk memutus mata rantai COVID-19.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan seluruh OPD terkait, Alhamdulillah sampai dengan saat ini masih berjalan lancar dan berusaha bergerak cepat menanggulangi, kami bersama wali kota dan wakil wali kota juga terus berupaya membangkitkan rasa kepedulian sosial para ASN di Pemkot Pangkalpinang," katanya.
Dirinya selaku panglimanya ASN di Pangkalpinang, berusaha membangkitkan ASN mau peduli. Pihaknya terus berkoordinasi dan bermusyawarah untuk rasa peduli kepada masyarakat.
"Kami rapatkan melalui konferensi video bersama bersepakat memberikan bantuan, selain sukarela sumbangan TPP untuk eselon 2, juga eselon 3 dan 4 membantu uang makan selama tiga bulan. Dalam hal ini, bagi yang tidak mau, kita tidak memaksakan, karena ini tidak harus atau wajib, karena tidak ada sanksi bagi yang tidak mau melakukannya," katanya.
Namun, dirinya tetap mengimbau kepada ASN untuk bersama-sama berbuat untuk masyarakat dan selalu bersyukur karena ASN masih memiliki hak gaji setiap bulan dengan membandingkan keadaan masyarakat yang terdampak.
"Alhamdulillah 90 persen ASN mau ikut membantu dan menyumbangkan uang makan mereka," katanya.
Perempuan nomor satu ASN di Kota Pangkalpinang tersebut berharap dengan keliklhasan para ASN tersebut, masyarakat bisa terbantu dan yang memberikan sumbangan selalu diberikan kesehatan dan dilindungi Allah SWT jangan sampai terpapar COVID-19.
Baca juga: Menebarkan semangat Kartini dari ruang isolasi
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020