Karya mahasiswa ini diserahkan kepada Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir Muhammad Restu MP dengan protokol kesehatan, Selasa.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FT Unhas Mukti Ali MT PhD menjelaskan, "hand washer" ini terdiri atas beberapa versi yang dibuat sesuai peruntukan dan penggunaan oleh masyarakat.
“Hari ini kami menyerahkan secara resmi versi pertama yang kita namakan HW-1. Versi ini didesain untuk peruntukan luar ruangan yang membutuhkan aktivitas penggunaan oleh banyak orang pada waktu yang sangat sering. Desainnya lebih kokoh,” kata Mukti.
Pada setiap unit mesin cuci tangan ini, terdapat sistem pedal untuk mengontrol aliran air. Di bagian atas dari versi pertama ini, terdapat wadah untuk menampung air dalam jumlah yang cukup banyak sehingga dapat digunakan mencuci tangan untuk ratusan orang.
Baca juga: Kartini di tengah pandemi
Baca juga: Relawan bangun sarana pencuci tangan di RSUP Kepri
Mesin ini juga dilengkapi dengan wadah sabun cair yang akan menetes jika pedal ditekan dengan kaki.
Muhammad Arsyad menjelaskan bahwa karya mahasiswa ini merupakan bagian dari kebijakan pimpinan fakultas yang mendorong agar civitas akademika termasuk mahasiswa berkontribusi mengatasi wabah COVID-19.
Pihaknya membentuk Tim Satgas COVID-19 Fakultas Teknik sebagai relawan, masing-masing menjalankan berbagai peran dalam upaya memutus rantai penyebaran virus corona.
"Ada yang melakukan aktivitas pengembangan inovasi teknologi, ada juga yang berperan pada bidang sosial kemasyarakatan,” kata Arsyad.
Dalam pembuatan mesin ini, mahasiswa didampingi oleh beberapa dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pimpinan fakultas. Sementara aktivitas mahasiswa dalam pembuatan mesin ini diperhitungkan nilai SKS sebagai bagian dari mata kuliah yang relevan.
Baca juga: Siswa Al Muslim Sidoarjo buat cairan pencuci tangan, antisipasi corona
Menurut rencana, karya mahasiswa ini akan diproduksi dalam jumlah banyak, namun untuk tahap awal disesuaikan dengan pesanan. Setidaknya, beberapa fakultas di lingkup Unhas telah menyatakan minat untuk memiliki mesin ini.
“Khusus untuk versi pertama ini, kami juga berencana membagikan untuk dipakai pada 6 posko pintu masuk Makassar yang telah disiapkan di perbatasan dalam rangka penerapan PSBB,” kata Prof Arsyad.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020