Perum Bulog wilayah NTT menjamin ketersediaan beras yang dimiliki saat ini mampu bertahan hingga tujuh bulan ke depan dengan volume mencapai 31 ribu ton.Jangan panik. Kebutuhan beras kita masih cukup. Kalau habis kami akan datangkan lagi berasnya
Pemimpin Wilayah Perum Bulog NTT Taufan Akib di Kupang, Selasa mengatakan, ketersediaan beras sebanyak itu diperkirakan baru akan habis pada bulan Oktober atau November sehingga masyarakat diharapkan tidak panik dengan memborong atau membeli beras dalam jumlah yang banyak.
"Jangan panik. Kebutuhan beras kita masih cukup kok. Kalau habis kami akan datangkan lagi berasnya," ujarnya saat melaporkan kondisi stok beras dan kebutuhan lain ke pihak Polresta Kupang .
Terkait kebutuhan pokok lain, menurut dia, ada minyak goreng 90 ribu liter, terigu sebanyak tiga ton. Sementara itu stok untuk bawang merah dan putih, serta gula pasir saat ini masih kosong.
"Namun untuk gula pasir kami masih menunggu pengiriman, kemungkinan dalam waktu satu atau dua minggu ke depan," tambah dia.
Saat ini ujar dia kondisi gula pasir di pasaran juga sudah mulai kosong, karena memang distribusi dari pulau Jawa juga berkurang diakibatkan COVID-19.
Saat ini harga gula pasir di pasaran mencapai Rp18.000 sampai Rp19.000 per kilogram, sementara harga eceran tertinggi (HET) berada pada Rp12.500 per kilogram.
"Kami akan pantau terus, apalagi ini ini jelang bulan Ramadhan," tutur dia.
Para pedagang pun diimbau untuk tidak melakukan penimbunan sejumlah kebutuhan pokok, karena hal tersebut melanggar hukum dan sudah pasti pihak kepolisian akan menindak dengan tegas.
Baca juga: Jaga stok, Bulog serap 950.000 ton beras tahun ini
Baca juga: Bulog Maluku datangkan 1.000 ton beras dari Surabaya
Baca juga: Bulog jamin ketersediaan beras di DIY hingga Juni 2020
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020