• Beranda
  • Berita
  • Kimia Farma fokus kembangkan BBO wujudkan ketahanan kesehatan nasional

Kimia Farma fokus kembangkan BBO wujudkan ketahanan kesehatan nasional

21 April 2020 18:49 WIB
Kimia Farma fokus kembangkan BBO wujudkan ketahanan kesehatan nasional
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo di Jakarta, Rabu (5/2/2020). ANTARA/Aji Cakti

Kami sudah melakukan kajian, sesuai protokol dokter paru ada beberapa obat alternatif corona

PT Kimia Farma (Persero) sedang fokus mengembangkan bahan baku obat (BBO), termasuk yang terkait dengan COVID-19 sehingga dapat mewujudkan ketahanan industri kesehatan nasional.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo di Jakarta, Selasa mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan anak usahanya yang fokus pada industri BBO, yakni PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).

"Produksi BBO KFSP memiliki potensi dapat membantu penurunan impor BBO nasional hingga 25,8 persen, apabila BBO yang diproduksi dimanfaatkan secara optimal oleh industri Farmasi dalam negeri," kata Verdi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI secara virtual.

Ia mengemukakan Kimia Farma telah mulai melakukan pengembangan bahan baku obat sejak 2016 sesuai dangan peta jalan yang disepakati Kementerian Kesehatan.

Terkait BBO corona, Verdi mengatakan, pengembangannya bergantung pada ketersediaan produsen finish product di Indonesia.

Ia mengemukakan pihaknya memiliki obat alternatif untuk menangani COVID-19, yakni remdesivir, favipiravir, chloroquin, hydroxy chloroquin, dan lopinavor ritonavir.

"Kami sudah melakukan kajian, sesuai protokol dokter paru ada beberapa obat alternatif corona," ujarnya.

Namun lanjut dia, chloroquine dan hydroxy choloroquin memiliki "economical advantage" yang rendah jika dilihat melalui perspektif pengembangan BBO.

Maka itu, ia mengharapkan, pihaknya mendapatkan dukungan agar lebih maksimal dalam melakukan pengembangan bahan baku obat.

"Di hilir kami memerlukan kepastian pasar domestik, perlindungan pasar domestik (bea masuk tindakan pengamanan/BMTP terhadap impor produk), dan fasilitasi pasar global," paparnya.

Di operasional, lanjut dia, pihaknya membutuhkan insentif pajak, area khusus industri hingga orientasi riset yang menghasilkan daya saing.

"KFSP dan industri BBO nasional memerlukan kombinasi kebijakan yang meningkatkan feasibility ekonomi jangka pendek, kemudian meningkatkan daya saing dalam jangka menengah panjang," katanya.

Baca juga: Kimia Farma pesan 300 ribu rapid test Biozek, tiba Sabtu ini
Baca juga: Kerja sama Pemkot Kupang-Kimia Farma atasi kelangkaan masker

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020