"Kami harapkan bantuan yang diberikan bisa menstimulus semua pihak untuk mau bergotong royong membantu mereka yang kesusahan. Banyak warga yang sehari-hari sudah susah mencari sesuap nasi, kini makin terpuruk akibat pandemi COVID-19," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, usai memberikan bantuan di Jakarta, Selasa.
Bantuan paket sembako disalurkan di dua lokasi, yakni di halaman kantor DPD I Partai Golkar DKI Jakarta kepada ratusan pengemudi ojek daring wanita yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum dan Sekjen Gerak BS Aroem Alzier dan Ratu Dian.
Lokasi kedua, kepada warga di Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Paket bantuan itu, antara lain berisi beras 10 kilogram, minyak goreng dua liter, cornet satu kaleng, sarden dua kaleng, kecap satu botol, saus sambel satu botol, mi instan 10 bungkus, susu cair satu liter, sabun mandi dua batang dan teh celup satu kotak.
"Bantuan ala kadarnya ini setidaknya bisa meringankan beban pikiran dan beban harian mereka agar tak bingung memenuhi pangan harian," ujar politikus Partai Golkar tersebut.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila itu menuturkan bantuan yang diberikan, sekaligus bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, serta menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi.
"Semangat dan perjuangan Kartini tak hanya sebatas dalam emansipasi wanita saja, melainkan juga penunjuk jalan terang yang menginspirasi kaum perempuan agar tetap tegar dalam menghadapi berbagai rintangan kehidupan," kata Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI tersebut mengingatkan bahwa memberdayakan perempuan tak ubahnya dengan memberdayakan beberapa orang sekaligus, karena dalam setiap diri perempuan tak pernah memikirkan dirinya sendiri, tetapi selalu ada keluarga ataupun orang di sekitar yang turut dipikirkan.
"Di tengah pandemi COVID-19, kaum perempuan merupakan bagian yang tak boleh dilupakan untuk senantiasa diberikan perhatian, baik oleh unsur pemerintah maupun masyarakat, dalam berbagai aksi gotong royong," ujarnya.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI tersebut bisa merasakan kegundahan hati yang dialami para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga karena dirinya baru berusia lima belas tahun saat ayahnya wafat sehingga praktis sang ibu mengambil alih "nakhoda kapal" sebagai kepala keluarga.
"Berbagai perjuangan ibu sebagai kepala keluarga, tak bisa saya lupakan. Di luar sana, masih banyak kaum perempuan yang juga harus memikul tanggung jawab serupa, yang perlu kita bantu dengan seksama," kata Bamsoet.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020