"Angka tersebut melampaui produksi sebelum dikelola Pertamina EP. Lapangan Sangasanga dan Tarakan dialihkan ke Pertamina mulai 15 Oktober 2008 setelah berakhirnya kontrak TAC Pertamina-Medco Kalimantan," kata General Manager Unit Bisnis Pertamina EP Sangasanga dan Tarakan, Satoto Agustono di Sangasanga, Rabu.
Saat masih dikelola dalam bentuk Kontrak Bantuan Teknik (Technical Assistance Contract/TAC) Pertamina-Medco 1992-2008, produksi lapangan migas itu hanya berada pada kisaran 4.300 bopd. Berarti saat ini ada kenaikan produksi 822 bopd.
Satoto mengatakan, di wilayah operasi Sangasanga terdapat dua lapangan yakni Samboja seluas 4.444 acre dan Sangasanga seluas 27.160 acre. Sementara wilayah operasi di Tarakan seluas 2.571 acre.
Sejarah pengoperasian lapangan Sangasanga-Tarakan diawali oleh Nederlandsch-Indische Industrie en Handel Maatchappij (NIIHM) pada periode 1897-1905. Selanjutnya pengelolaan beralih ke BPM (Batavia Petroleum Maatschappij) 1905-1942. Jepang sempat mengelola lapangan ini pada 1942-1945.
Kemudian terjadi beberapa kali peralihan dari BPM/Shell/Permina/Pertamina pada periode 1945-1972, TIPCO-Tesoro 1972-1992, Pertamina-Medco pada 1992-2008 dan sejak 15 Oktober 2008 sampai sekarang dikelola Pertamina EP.
Pertamina EP merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di dalam negeri, sekaligus tercatat sebagai penyumbang keuntungan terbesar di antara seluruh unit bisnis dan anak perusahaan Pertamina.
Pada 2006 laba sebelum pajak Pertamina EP sebesar Rp11,29 triliun, di 2007 naik menjadi Rp15,16 triliun dan mencapai keuntungan tertinggi pada 2008 sebesar Rp19,08 triliun atau lebih dari 70 persen total keuntungan Pertamina.
Berdasarkan data BP Migas, saat ini Pertamina EP menempati posisi kedua dalam peringkat 10 besar produsen minyak setelah Chevron dan juga urutan kedua produsen gas setelah Total Indonesia.(*)
Pewarta: ricka
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009