Namun, seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia tetap rentan terhadap dampak perubahan iklim,
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, menyampaikan pesan dalam rangka peringatan Hari Bumi, yang jatuh pada tanggal 22 April, di tengah pandemi COVID-19 yang saat ini melanda banyak negara di dunia.
Dalam pernyataan melalui video yang diterima di Jakarta, Rabu, Dubes Jenkins menyebut pada peringatan Hari Bumi kali ini, dunia tengah menghadapi tantangan global baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya, yakni COVID-19, namun dia mengingatkan untuk tidak melupakan tantangan lain yang juga tengah dihadapi yakni terkait lingkungan.
“Sewajarnya, pemerintah-pemerintah dan orang-orang fokus dalam menangani pandemi COVID-19 global. Kita tidak boleh melupakan tantangan lain yang kita hadapi sebagai manusia, yaitu perubahan iklim,” kata dia.
Dia juga mengingatkan akan pentingnya kerja sama dari komunitas internasional dalam melakukan aksi terkait perubahan iklim.
“Rasanya tepat bagi saya untuk memperingati Hari Bumi di Indonesia, sebuah negara yang terus terang menduduki peringkat teratas dalam hal harta karun alaminya,” kata dia.
Baca juga: Paus Fransiskus ikut sampaikan pesannya di Hari Bumi
Baca juga: Duta UNICEF: Belajar perubahan iklim dari masyarakat desa
Dia mengatakan bahwa kekayaan, keanekaragaman, dan keindahan luar biasa dari lingkungan alami Indonesia telah dikenal di berbagai penjuru dunia.
Indonesia juga telah membuat kemajuan dalam melindungi kekayaan alamnya dengan mengurangi deforestasi, mengurangi limbah plastik, dan melindungi lautan, lanjut dia.
“Namun, seperti negara-negara lain di dunia, Indonesia tetap rentan terhadap dampak perubahan iklim,” ujar Jenkins.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia rentan terhadap kenaikan permukaan laut serta ancaman lingkungan lainnya seperti kehilangan terumbu karang. Tantangan yang serupa juga dihadapi oleh negara asalnya yakni Inggris Raya.
Oleh karena itu, Jenkins mendorong praktik percepatan dan pembangunan ekonomi yang tidak meninggalkan perlindungan lingkungan hidup, karena langkah perlindungan merupakan upaya yang lebih cepat dan lebih murah.
“Energi terbarukan kini seringkali lebih murah dibandingkan dengan minyak fosil. Masuk akal untuk menggunakan sumber daya seefisien mungkin,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa energi yang lebih bersih juga berarti udara dan air yang lebih bersih. Di sisi lain, menunda tindakan perubahan iklim hanya akan berarti biaya yang lebih tinggi di kemudian hari.
“Kita semua menantikan masa di mana krisis COVID-19 saat ini mereda dan kita dapat kembali ke sesuatu yang sedikit lebih seperti kehidupan biasa. Saya sangat menantikan untuk dapat kembali ke kemitraan dengan kolega kami di Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim,” ujarnya menutup.
Baca juga: PBB tegaskan perlindungan dari krisis corona dan iklim di Hari Bumi
Baca juga: COVID-19 bukti fase krisis pada perayaan Hari Bumi, kata Walhi
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020