• Beranda
  • Berita
  • Jepang potong 100.000 lebih bunga tulip karena corona

Jepang potong 100.000 lebih bunga tulip karena corona

22 April 2020 15:45 WIB
Jepang potong 100.000 lebih bunga tulip karena corona
Sejumlah pot bunga tulip terlihat di stasiun sentral di Amsterdam, Belanda (8/4/2020) waktu setempat. Festival Tulip Amsterdam 2020 menampilkan tulip di jalan-jalan sepanjang bulan April. Akibat epidemi COVID-19, beberapa lokasi pameran tulip ditutup tahun ini. ANTARA/XINHUA/Sylvia Lederer/aa.

Sangat, sangat disayangkan. Suasana hati saya hilang ketika saya melihat in


Para pecinta bunga di Jepang harus menunggu sampai tahun depan untuk menikmati keindahan tulip setelah  lebih dari 100.000 batang  tulip di sebuah taman ditebang guna mematuhi aturan menjaga jarak sosial menekan penyebaran virus corona.

Petugas di Kota Sakura, 50 km timur Tokyo, memangkas bunga tulip di "Sakura Furusato Hiroba" dan membatalkan festival tulip tahunan untuk mencegah kerumunan usai status darurat virus corona diberlakukan pekan lalu.

"Banyak pengunjung datang selama akhir pekan ketika bunga-bunga bermekaran. Kedatangan mereka akan menjadi pertemuan massal sehingga kami tidak memiliki pilihan selain keputusan untuk memotong bunga-bunga itu," kata petugas pariwisata setempat, Sakiho Kusano.

Hingga Rabu tercatat 11.500 infeksi virus corona di Jepang.

Meski tanpa kehadiran  bunga berwarna merah muda dan merah, yang biasanya mempercantik kebun tulip seluas 7000 meter persegi tahun ini, taman tersebut tetap menarik pengunjung.

"Sangat, sangat disayangkan. Suasana hati saya hilang ketika saya melihat ini," ungkap pengunjung berusia 77 tahun, Misako Yonekubo pada Rabu.

Bunga-bunga tulip yang dipotong nantinya bakal diberikan ke sejumlah taman kanak-kanak.

Bagi warga Jepang, tulip merupakan bunga yang tampak eksotis di tengah lanskap alam Jepang yang didominasi bunga sakura, yang di setiap musim semi bermekaran di mana-mana dan menjadi daya tarik para wisatawan asing.

Sumber: Reuters

Baca juga: Bunga Tulip ternyata berasal dari Turki, bukan Belanda
Baca juga: Merasai suasana Belanda di Kampoeng Tulip Bandung

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020