• Beranda
  • Berita
  • Balitbangtan gencar kenalkan benih padi tahan genangan Inpari 30

Balitbangtan gencar kenalkan benih padi tahan genangan Inpari 30

22 April 2020 17:54 WIB
Balitbangtan gencar kenalkan benih padi tahan genangan Inpari 30
Petani di Kecamatan Montallat, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah melakukan panen padi Inpari 30 hasil inovasi Balitbangtan Kementerian Pertanian yang diakui tanah terhadap genangan (ANTARA/Balitbangtan Kementan)

Varietas tersebut dikenal sebagai jenis padi yang lebih tahan pada genangan air hingga panen tetap bisa dilakukan walaupun malai telah tergenang air selama 9 hari

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian terus gencar mengenalkan varietas unggul baru (VUB) padi irigasi dan padi ladang/gogo di sejumlah wilayah tanah air yang memiliki kondisi geografis sesuai untuk benih tersebut.

Salah satu varietas unggul padi irigasi dan padi ladang tersebut yakni Inpari 30 hasil inovasi Balitbangtan yang memiliki potensi hasil tinggi rata-rata sampai dengan 7,2 ton/ha serta tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya terus menginstruksikan kepada unit kerja dan unit pelaksana teknis (UK/UPT) Badan Litbang Pertanian untuk melakukan diseminasi dalam skala luas dan dapat menjangkau petani di seluruh Indonesia.

"Utamanya bagaimana mengoptimalkan peran UPBS (Unit Pengelola Benih Sumber) di seluruh BPTP Balitbangtan," ujarnya.

Sejak 2014 Balitbangtan melalui BPTP Kalimantan Tengah telah mendiseminasikan beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) padi irigasi dan padi ladang/gogo, salah satunya Inpari 30 di kabupaten Barito Utara.

Ketangguhan benih padi Inpari 30 yang dinilai tahan terhadap genangan tersebut terbukti pada tanaman di kelurahan Montallat II kecamatan Montallat, Kabupaten Barito Utara.

Lahan yang luasnya lebih 32 ha di desa tersebut tergenang dengan ketinggian air 70-95 cm akibat banjir dari hulu sungai Barito sejak seminggu menjelang panen.

"Varietas tersebut dikenal sebagai jenis padi yang lebih tahan pada genangan air hingga panen tetap bisa dilakukan walaupun telah tergenang air selama 9 hari," ujar Yatmo, petani desa Montalat.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, selain menanami lahannya dengan padi, petani juga bisa melakukan budidaya ikan atau mina padi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara, Setia Budi menyebutkan, dalam panen kali ini hasil padi yang diperoleh petani mencapai 3,3 ton/ha untuk tanaman padi yang tergenang banjir.

Menurut dia, Kalimantan Tengah memliki luas lahan kering 7,7 juta ha termasuk di Barito Utara dan berpotensi dikembangkan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.

"Teknologi mina padi di lahan sawah irigasi ini dapat menjadi solusi tambahan pendapatan petani di saat covid-19," katanya.

Baca juga: Inpari 48 Blas, varietas unggul baru Balitbangtan tahan wereng
Baca juga: Balitbangtan kembangkan "Si Katam Terpadu" untuk lahan rawa

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020