Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri, Jawa Timur berhasil merakit alat penyemprot cairan disinfektan portabel tanpa menyebabkan ruangan basah, sehingga dokumen tetap aman.Rencananya kami akan distribusikan ke Puskesmas dan RSUD yang membutuhkan disinfektan. Juga ke kantor-kantor pemerintah
"Prinsipnya alat ini menjadikan cairan disinfektan jadi kabut, jadi relatif tidak basah," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri Sunyata di Kediri, Rabu.
Baca juga: IPB ciptakan alat penyemprot berenergi sel surya
Ia mengungkapkan rangkaian alat ini berupa boks triplek portabel dengan roda. Di dalamnya terdapat kotak plastik untuk menampung cairan disinfektan. Dengan selang plastik, cairan ini dialirkan melalui instalasi lalu menjadi kabut dan keluar melalui pipa PVC dan disemprotkan.
Instalasi pipa ini mengeluarkan cairan ke atas. Namun, jika ingin ke arah sekeliling ruangan, di alat bisa dipasang sambungan pipa sehingga arah penyemprotan cairan tersebut ke samping dan memutar.
Baca juga: LPMK se-Surabaya dibekali satu paket penyemprot disinfektan dan APD
"Tidak perlu lama, cairan ini akan menjangkau seluruh ruangan," kata Sunyata.
Ia mengatakan alat ini sangat praktis karena ringan dan mudah untuk dipindahkan. Berbeda dengan alat yang menggunakan model tangki untuk menampung cairan disinfektan. Dengan alat portabel yang ringan tidak perlu diangkat dengan memanggul cairan seperti model tangki.
Baca juga: Kendari siapkan 35 alat penyemprot disinfektan
Sunyata menambahkan alat ini bisa menampung sekitar 15 liter cairan disinfekatan, dengan perbandingan 1 liter disinfektan lalu diencerkan dengan 30 liter air.
Pihaknya juga mengklaim dengan penggunaan alat ini, cairan akan lebih hemat untuk menyemprot ruangan. Alat ini juga efektif diterapkan untuk menyemprot seluruh ruangan kantor. Bahkan, dengan jumlah 15 liter masih tersisa dan lebih merata.
Saat ini, baru satu unit yang diproduksi. Estimasi biaya untuk membuat satu unit alat rakitan ini sekitar Rp6,5 juta. Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri juga sudah menganggarkan sekitar Rp300 juta untuk pengadaan alat ini.
"Rencananya kami akan distribusikan ke Puskesmas dan RSUD yang membutuhkan disinfektan. Juga ke kantor-kantor pemerintah," ujar Sunyata.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri Endang Kartika Sari menambahkan untuk cairan disinfektan juga bisa dipilih. Untuk penyemprotan ruangan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri sengaja tidak memilih yang bahannya klorin, demi mencegah bau tajam.
"Kami pilih cairan disinfektannya yang tidak bau, jadi bahannya bukan klorin. Pakai cairan yang biasa digunakan untuk mensterilkan sayuran dan buah sehingga tidak berbahaya bila kena tubuh manusia," tambah Endang.
Sementara itu, saat ini, alat tersebut sedang diperbanyak. Tim juga terus mengadakan evaluasi agar sistem kerja alat tersebut lebih efektif. Bila mungkin, teknologinya bisa disebarkan untuk ditiru lebih banyak orang.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020