Dikutip dari Reuters, Kamis, hal ini dikarenakan pelanggan menghindari showroom mobil Mercedes-Benz di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19) yang mewabah di seluruh dunia.
Perkiraan tersebut memberikan bukti lebih lanjut tentang kerusakan finansial yang ditimbulkan oleh pandemi di pasar mobil, karena penjualan dan produksi kendaraan global terpukul oleh pembatasan ketat yang harus diberlakukan pemerintah pada aktivitas bisnis dan pergerakan orang untuk mengendalikan penyebaran virus.
Sementara itu, pada awal bulan ini, pembuat mobil segmen premium lainnya, BMW, melaporkan penurunan penjualan kuartal pertama sebesar 20,6 persen dan mengatakan pihaknya memperkirakan penurunan permintaan global lebih lanjut.
Secara keseluruhan, penjualan mobil penumpang turun lebih dari 50 persen di pasar-pasar utama Eropa bulan lalu, dengan Italia - yang sangat terpukul oleh pandemi - melaporkan penurunan terbesar 85,4 persen, menurut data dari Asosiasi Industri Otomotif Eropa (ACEA).
Daimler melaporkan laba kuartal pertama yang disesuaikan sebelum bunga dan pajak (EBIT) 719 juta euro (77,10 juta dolar AS), turun 68,9 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Jerman telah mulai melonggarkan beberapa pembatasan, yang memungkinkan produsen mobil untuk memulai kembali produksi.
Mercedes-Benz, yang telah menangguhkan sebagian besar produksinya di Eropa, mengatakan pada hari Rabu (22/4) pihaknya meningkatkan produksi mesin di pabriknya di Bad Cannstatt, Stuttgart karena secara bertahap membuka kembali pabrik di Eropa.
Baca juga: Kia tangguhkan operasi dua pabriknya di Korea Selatan hingga Mei
Baca juga: Wuling bagikan 100.000 masker non-medis ke BNPB
Baca juga: Produksi Toyota Afrika Selatan turun hingga 20 persen karena corona
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020