Alat uji test kit berbasis polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis COVID-19 yang dibuat perusahaan dalam negeri, kini memasuki tahap uji coba dan siap untuk diproduksi.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis mengatakan alat uji PCR tersebut merupakan hasil pengembangan dari Kementerian Riset, Teknologi, melalui Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT) dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi.
"Saat ini prosesnya telah memasuki uji coba pertama untuk produksi,” kata Wiku dalam pemaparan berbahasa Inggris tentang COVID-19 yang disiarkan secara langsung dari akun Youtube Sekretariat Presiden.
Alat uji PCR dikenal sebagai sarana dengan standar yang cukup akurat dalam mendiagnosis infeksi virus corona. Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi virus penyebab penyebaran virus corona jenis baru itu dengan memeriksa sampel genetika yang diambil dari rongga hidung atau mulut pasien (swab).
Baca juga: LIPI akan kembangkan primer untuk uji PCR deteksi COVID-19
Wiku menjelaskan sebelum pengembangan oleh BPPT ini, Indonesia memang harus mengimpor alat PCR.
Baca juga: Ada 34 laboratorium uji PCR di Indonesia, akan terus ditambah
"Untuk mengakselerasi, pemerintah Indonesia masih memggunakan reagen impor untuk memenuhi kebutuhan dalam pemeriksaan," katanya.
Sebelumnya, Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menjelaskan PCR buatan lokal ini digunakan untuk mengetes keberadaan virus corona varian transmisi lokal.
Baca juga: Lab Balitbangkes andal deteksi virus corona berstandar WHO
Seperti virus lain, katanya, corona dapat bermutasi dan memperbanyak diri. “Mudah-mudahan bulan depan (Mei) sudah bisa dimulai produksi pertama,” kata Bambang usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo mengenai optimalisasi industri dalam negeri untuk penanganan COVID-19 melalui konferensi video, Rabu (15/4/2020).
Menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, jumlah kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia hingga Rabu (22/4) mencapai 7.418 kasus. Dari angka itu, sebanyak 913 pasien dinyatakan sembuh, dan 635 pasien meninggal dunia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020