Ketua MPR kembali bantu APD bagi tenaga medis

24 April 2020 15:51 WIB
Ketua MPR kembali bantu APD bagi tenaga medis
Penyerahan bantuan pelindung diri dari Covid-19 dari Ketua MPR, Bambang Soesatyo, untuk dokter dan tenaga medis rumah sakit, di Jakarta, Jumat, 924/4/2020) ANTARA/HO
Ketua MPR, Bambang Soesatyo, bersama Relawan 4 Pilar dan organisasi kemasyarakatan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) kembali mengirimkan bantuan untuk para dokter dan tenaga kesehatan di berbagai rumah sakit.

Bambang Soesatyo di Jakarta, Jumat, mengatakan bantuan ditujukan untuk RSUD Cimacan, Cianjur dan RS Tingkat II Dustira Cimahi, Jawa Barat. Total bantuan berupa 100 alat pelindung diri (APD), 120 rapid test Covid-19, 300 unit masker, dan 200 kaleng susu murni.

"Upaya gotong royong ini adalah ikhtiar kita untuk membantu dokter dan tenaga kesehatan terlindungi jiwa serta raganya. Ketenangan dan keselamatan mereka menjalankan tugas adalah faktor penting dalam penanganan Covid-19," kata Soesatyo.

Baca juga: BPJAMSOSTEK Kanwil Banuspa serahkan APD COVID-19 untuk RSUD Wangaya

Ia mengatakan, pemberian bantuan APD juga dimaksudkan untuk memotong mata rantai oknum-oknum yang ingin mengambil untung terlalu besar dari menjual APD dan alat penunjang kesehatan lainnya ke rumah sakit.

Hal itu menurut dia hingga saat ini, masih ada saja oknum penjual yang menimbun barang alat kesehatan pelindung diri dari Covid-19 maupun menjualnya dengan harga selangit.

"Mengambil keuntungan besar demi kepentingan pribadi dalam musibah, tentu tidak dapat dibenarkan. Kepolisian perlu melakulan tindakan tegas terhadap mereka," kata dia.

Baca juga: Hutama Karya kembali salurkan ribuan APD dan ratusan kotak masker

Kepala Badan Bela Negara FKPPI itu menjelaskan data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) per 22 April 2020 mencatat sudah 24 dokter meninggal saat merawat pasien COVID-19.

Sementara data Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia mencatat sedikitnya sudah 16 perawat yang gugur akibat wabah.

"Rata-rata penyebab gugurnya adalah ketiadaan APD. Ironis sekali, layaknya tentara yang ditugaskan ke medan perang, para dokter dan tenaga kesehatan malah tak dibekali senjata terbaik," ucapnya.

Baca juga: Mamikos galang dana untuk tenaga medis

Di tengah keterbatasan APD dan penunjang medis lain, dia kagum dengan semangat juang para dokter dan tenaga kesehatan dalam membantu pasien Covid-19.

Bahkan PB IDI telah mencetuskan 'Gerakan Dokter Semesta Melawan COVID-19' sebagai penunjang atas minimnya ketersediaan dokter spesialis paru yang hanya berjumlah sekitar 1.107 orang dari kebutuhan ideal 2.600. Padahal, dokter spesialis paru memiliki peran penting dalam penanganan Covid-19.

Gerakan Dokter Semesta Melawan Covid-19 yang dicetuskan IDI menurut dia merupakan wujud semangat gotong royong para dokter, baik yang spesialis maupun umum, untuk terlibat dalam penanganan Covid-19 sesuai kompetensinya masing-masing.

"Jika dokter saja bersedia gotong royong, sebagai warga negara yang baik, kita pun harus bersedia melakukan gotong royong dalam bentuk apapun. Minimal, gotong royong dengan berdiam diri di rumah, tidak mudik serta melakukan pembatasan aktifitas sosial," ujarnya.

Baca juga: Bukit Asam salurkan bantuan pangan dan APD di dua kabupaten Sumsel

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020