Polres Metro Jakarta Barat memanfaatkan hari pertama bulan suci Ramadhan dengan berbagi 2000 kotak makanan sekaligus memberdayakan sejumlah warung tegal (warteg) dan ibu-ibu PKK.Kita beri pekerjaan dan modal buat nasi bungkus 2000 lebih dan ibu-ibu PKK
"Kami manfaatkan usaha-usaha di sekitar sini seperti warteg yang jadi tempat makan warga dan dari perwira upayakan beri satu pekerjaan kepada lima sampai enam warteg dan ibu-ibu PKK di sini juga," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di Tambora, Jumat.
Yusri mengatakan kegiatan ini adalah wujud kepedulian TNI dan Polri dalam hal ini Polres Jakarta Barat dan Kodim 05/03 JB bersama Polda Metro Jaya, terhadap masyarakat di daerah padat penduduk.
Dia mengatakan pemberdayaan warteg dan ibu ibu-ibu PKK dipilih untuk membantu pendapatan masyarakat semaksimal yang mungkin tidak bisa bekerja mencari nafkah akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Polres Jakbar bagikan 2000 kotak makanan di daerah padat penduduk
"Kita beri pekerjaan dan modal buat nasi bungkus 2000 lebih dan ibu-ibu PKK diberi modal untuk masak. Jadi di sisi lain kita hidupkan warteg dan sekaligus kita juga beri makanan untuk penduduk Tambora. Inilah bentuk berbagi rasa kita," tuturnya.
Makanan tersebut rencananya akan dibagikan kepada masyarakat di RW.04 dan RW.05 Kelurahan Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat.
Yusri mengatakan pembagian makanan ini dilakukan karena masih banyak masyarakat di pemukiman padat penduduk yang membutuhkan bantuan makanan di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.
Dia juga mengatakan pihak kepolisian akan mengupayakan agar kegiatan serupa bisa saja digelar selama selam bulan Ramadhan atau selama situasi COVID-19 masih berlangsung.
Baca juga: Bamsoet berikan bantuan sosial paguyuban sopir bajaj
"Kalau situasi COVID-19 ini masih terjadi, makanan gratis masih dibutuhkan masyarakat maka ini berlanjut. Kalau ini masih terus terjadi kami upayakan terus berbagi di bulan suci Ramadhan ini," ujarya.
Kegiatan pembagian makanan ini tetap laksanakan dengan tetap mengedepankan jaga jarak fisik seperti yang diatur pemerintah dalam kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kami kontrol bahwa jaga jarak fisik (physical distancing) itu penting dan kami tetap bisa berbagi rasa ke masyarakat," ujarnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020