• Beranda
  • Berita
  • Mengenal "cabin fever" penyebab perasaan sedih saat PSBB

Mengenal "cabin fever" penyebab perasaan sedih saat PSBB

24 April 2020 21:10 WIB
Mengenal "cabin fever" penyebab perasaan sedih saat PSBB
Ilustrasi cabin fever (Pixabay)

Seseorang akan rentan mengalami cabin fever ketika mereka tidak melakukan apa pun di rumah

Untuk menekan semakin menyebarnya pandemi virus corona baru (COVID-19), pemerintah memberlakukan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia.

PSBB melarang orang-orang berkegiatan di luar rumah kecuali keadaan darurat. Di Jakarta, PSBB sudah memasuki periode kedua yakni dari 24 April sampai nanti pada 22 Mei 2020.

Lamanya masa isolasi diri dengan tidak pergi meninggalkan rumah selama berminggu-minggu membuat banyak orang dilanda sedih, gelisah sampai merasa tertekan.

Baca juga: Bosan di rumah? Ini rekomendasi serial yang bisa ditonton maraton

Bahkan kini ada yang menyebut diri mereka terkena cabin fever.

Apa itu cabin fever?
Meski sudah mulai populer untuk mendefinisikan kondisi tidak nyaman yang berkaitan dengan keadaan berdiam diri di rumah untuk jangka waktu yang lama, cabin fever sebenarnya tidak ada di pedoman diagnostik gangguan jiwa.

"Artinya kalau kita membahas cabin fever, kita tidak bisa memasukkannya sebagai suatu gangguan kejiwaan," kata dr Gina Anindyajati, SpKJ dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM kepada ANTARA pada Sabtu.

Selama jangka waktu PSBB, seseorang dibatasi untuk beraktivitas di luar rumah karena suatu kondisi bahaya kesehatan yang mengancam kesehatan.

Baca juga: Bosan di rumah terus? Coba jalan-jalan pakai Google Arts & Culture

"Saat seperti sekarang, ketika keluar rumah dibatasi karena ancaman kesehatan, mungkin membuat kita merasa tidak nyaman dan tidak betah berlama-lama berada di rumah. Pada kondisi seperti ini, istilah cabin fever bisa juga digunakan pada orang yang tidak nyaman berada di rumah," kata dr Gina.

Gejala
Orang yang mengalami cabin fever bisa merasa kebosanan, irritable (mudah marah dan tersinggung), kadang rasa putus asa, dan berbagai emosi lain yang tidak mengenakkan.

"Secara perilaku, orang dengan cabin fever bisa mengeluh sulit untuk fokus terhadap hal yang dikerjakan, restless (tidak bisa diam, mondar mandir, fidgeting)," katanya.

Sementara Menurut Wellmind, gejala cabin fever lebih terperinci yakni: kegelisahan, turunnya motivasi, mudah tersinggung, mudah putus asa, sulit berkonsentrasi, pola tidur tidak teratur dan sulit bangun dari tidur.

Baca juga: Kiat Sandra Dewi agar anak tak bosan di rumah saat "social distancing"

Selain itu gejala lain adalah lemah lesu, sulit percaya pada orang di sekitar, tidak sabaran, merasa sedih dan depresi untuk waktu yang lama.

Gejala bisa beda-beda tiap orang dan hanya dokter profesional yang bisa melakukan diagnosa akurat atas keadaan mental seseorang.

Bagaimana bisa kena cabin fever?
Dr Gina menjelaskan, asal muasal cabin fever sebenarnya bisa berasal dari kurang aktifnya seseorang ketika harus menjalani isolasi di rumah sehingga akhirnya merasa bosan.

"Seseorang akan rentan mengalami cabin fever ketika mereka tidak melakukan apa pun di rumah," kata dr Gina.

Mungkin awalnya seseorang menganggap bekerja di rumah (working from home/WFH) semasa pandemi virus corona layaknya liburan.

"Sehingga bawaannya leyeh-leyeh, santai-santai. Sayangnya kalau ini dilakukan dalam jangka waktu lama, kita akan mudah bosan dan terjebak dalam cabin fever," kata dr Gina.

Cara mengatasi
Sebenarnya, pergi ke luar rumah dan berobat ke terapis adalah cara paling ampuh untuk mencegah cabin fever.

Tapi, mengingat PSBB masih diberlakukan, bepergian ke luar rumah bukanlah opsi yang bijak. Jika bepergian ke luar rumah bukanlah pilihan yang bisa diambil, berikut beberapa tips mencegah seseorang mengalami cabin fever.

1. Lakukan rutinitas biasa
Bekerja dari rumah bukan alasan untuk bermalas-malasan. Buatlah rutinitas yang bisa menjaga jadwal sehari-hari. Misalnya, tetaplah bangun atau mandi di pagi hari, supaya tubuh dan pikiran tetap terjaga.

Buatlah jadwal rutinitas meski sedang berada di rumah. Jika kita harus bekerja atau belajar dari rumah maka buatlah jadwal bekerja atau belajar harian.

Baca juga: Rekomendasi game ringan untuk usir bosan saat di rumah

Tentukan kapan waktu bekerja, waktu beres-beres rumah sampai waktu tidur.

Patuhilah jadwal tersebut dan anggap sedang menjalani hari biasa.

2. Buat rutinitas baru
Jika load pekerjaan atau tugas-tugas tidak sepadat biasanya maka kita bisa membuat rutinitas baru yang menyenangkan.

Senada dengan dr Gina, dokter umum, dr Maria Ulfa mengatakan membuat rutinitas baru bisa dilakukan dengan cara menghadirkan dunia luar ke dalam rumah.

"Bukalah jendela, letakkan bunga-bungaan di dalam rumah, bercocok tanam yang bisa mengobati kerinduan dari dunia luar," kata dr Maria.

3. Ubah penataan perabotan secara berkala
Penataan ulang perabotan rumah bisa menjadi solusi dari kebosanan. Buat pojok kerja atau pojok belajar yang menarik.

Atur ulang penataan perabotan agar tidak monoton, ganti seprei dan sarung bantal.

4. Tetap aktif
Tetaplah aktif secara fisik dan mental. Usahakan untuk melakukan olahraga di dalam rumah. Aktif bergerak bisa dilakukan dengan cara membereskan rumah atau membersihkan kamar mandi, mencuci pakaian dan lain-lain.

"Melakukan pekerjaan rumah tangga juga perlu strategi, maka gunakan otak kita untuk merancang cara yang paling efisien dalam membersihkan rumah," kata dr Gina.

Dr Maria mengatakan aktif secara fisik bisa meningkatkan produksi hormon endorfin yang bisa membuat kita merasa bahagia.

Baca juga: Kiat agar tidak bosan saat berdiam diri di rumah

Jika ingin berolah raga, ada berbagai jenis olah raga yang bisa dilakukan di dalam rumah saat pandemi COVID-19 seperti melakukan cardio.

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andhika Raspati ​​​​​ mengatakan pilihlah olah raga dengan intensitas rendah sampai sedang dengan durasi maksimal 45 menit.

"Olah raga bisa sepeda, jalan cepat, jogging santai, senam zumba, dan lain sebagainya. Tergantung keterlatihan dan kebiasaan orangnya," kata dr Andhika.

5. Tetap terhubung
Berada di rumah sendirian bukan berarti kita kesepian. Lakukan kontak yang reguler dengan orang-orang terdekat kita, saling bertukar kabar dan cerita lewat platform digital.

"Mari ringankan beban satu sama lain dengan mendengarkan dan berbagi cerita," kata dr Gina.

Baca juga: Bosan di rumah? Apple TV Plus gratiskan beberapa film

Baca juga: Sihir rasa bosan, buku audio Harry Potter bisa diunduh gratis

Baca juga: Cara keluarga Dwi Sasono dan Widi Mulia usir bosan di rumah

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020