Bugs tersebut "tidak menimbulkan risiko langsung kepada pengguna kami," kata Apple, dikutip dari Reuters, Sabtu.
Perusahaan keamanan siber yang bermarkas di San Francisco, ZecOps, Rabu (22/4), mengatakan bahwa bugs tersebut telah menyebabkan lebih dari setengah miliar iPhone rentan terhadap peretasan.
Baca juga: Bugs di iPhone kemungkinan curi data selama bertahun-tahun
Kepala eksekutif ZecOpsm Zuk Avraham, menemukan bukti kerentanan itu dieksploitasi di setidaknya enam pembobolan keamanan siber.
Avraham menemukan bukti bahwa pelaku serangan siber mengambil keuntungan dari kerentanan tersebut pada Januari 2018, tetapi tidak dapat mengetahui siapa aktor dibalik serangan siber tersebut.
Apple, Rabu (22/4) mengakui kerentanan yang ada di dalam perangkat lunaknya untuk email pada iPhone dan iPad, yang dikenal sebagai aplikasi Mail.
Baca juga: iPhone SE berharga terjangkau diluncurkan, tersedia akhir bulan ini
Apple mengatakan telah mengembangkan perbaikan yang akan diperkenalkan dalam pembaruan kepada jutaan perangkat yang telah dijual secara global.
Namun, Apple kemudian membantah bukti Avraham bahwa telah terjadi peretasan di perangkat pengguna.
"Kami telah menyelidiki dengan seksama laporan peneliti, dan berdasarkan informasi yang diberikan, telah menyimpulkan masalah ini tidak menimbulkan risiko langsung bagi pengguna kami," kata Apple.
"Peneliti mengidentifikasi tiga masalah di Mail, tetapi mereka sendiri tidak cukup untuk mem-bypass perlindungan keamanan iPhone dan iPad, dan kami tidak menemukan bukti bahwa itu digunakan kepada pengguna," tambah Apple.
Menanggapi pernyataan Apple, ZecOps mengatakan pihaknya menemukan bukti peretasan terkait "beberapa organisasi," dan mereka akan membagikan informasi teknis tambahan begitu Apple merilis pembaruan peranti lunaknya kepada publik.
Baca juga: Apple berencana jual Mac dengan "chip" sendiri mulai 2021
Baca juga: Peluncuran iPhone 12 diundur hingga November
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020