• Beranda
  • Berita
  • Dolar AS melemah, meski terkendali karena kekhawatiran mata uang lain

Dolar AS melemah, meski terkendali karena kekhawatiran mata uang lain

25 April 2020 07:43 WIB
Dolar AS melemah, meski terkendali karena kekhawatiran mata uang lain
Ilustrasi mata uang dolar Amerika Serikat dan euro. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri (REUTERS/Dado Ruvic)

Ini berarti kawasan euro kemungkinan akan tertinggal dari Amerika Serikat dalam perlombaan untuk pulih

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kenaikan beruntun empat hari, tetapi kekhawatiran yang lebih luas tentang prospek mata uang umum membuat dolar tetap berada di ambang kendali.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,05 persen pada 100,39 pada akhir perdagangan.

Terhadap dolar, euro menguat 0,22 persen menjadi 1,08 dolar. Untuk minggu ini, dolar tetap sekitar 0,7 persen lebih tinggi terhadap euro, ditetapkan untuk kenaikan mingguan terbesar dalam tiga minggu.

Baca juga: Harga emas jatuh 9,8 dolar, meski berpeluang terus naik di saat wabah

Bahkan setelah kenaikan pada Jumat (24/4/2020) euro tetap di bawah tertinggi 1,0846 dolar yang disentuh pada Kamis (23/4/2020) didukung harapan bahwa pertemuan Uni Eropa pada hari itu untuk membangun dana darurat triliunan euro akan menghasilkan hasil nyata.

Meskipun ada kesepakatan oleh para pemimpin Uni Eropa untuk mendanai pemulihan dari pandemi Virus Corona, penundaan untuk kesepakatan tentang rincian paket stimulus Uni Eropa telah menjaga investor dari berbalik lebih bullish tentang euro.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan perbedaan terus berlanjut di antara pemerintah-pemerintah Uni Eropa mengenai apakah dana tersebut harus mentransfer uang hibah, atau hanya memberikan pinjaman.

"Sama seperti dengan pernikahan kedua, reli euro ternyata menjadi kemenangan harapan atas pengalaman," kata Kepala Strata Pasar Cambridge Global Payments, Karl Schamotta di Toronto.

Baca juga: Bursa saham Prancis ditutup jatuh, Indeks DAX 30 anjlok 1,30 persen

"Kepemimpinan Eropa kecewa sekali lagi, gagal mencapai kesepakatan tentang paket penyelamatan kolektif," katanya.

"Ini berarti kawasan euro kemungkinan akan tertinggal dari Amerika Serikat dalam perlombaan untuk pulih," kata Schamotta.

Dolar menemukan sedikit dukungan pada Kamis (23/4/2020) dari data yang menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS secara tak terduga naik pada Maret.

Reli greenback minggu ini dibantu oleh kejatuhan bersejarah dalam harga minyak, yang mendorong minyak mentah AS ke wilayah negatif untuk pertama kalinya. Ketika harga minyak stabil, daya tarik dolar sebagai safe-haven surut.

Baca juga: Bursa saham Spanyol berakhir anjlok, Indeks IBEX 35 jatuh 1,97 persen

Mata uang negara-negara pengekspor minyak tampaknya akan menyelesaikan minggu ini dengan kerugian. Untuk minggu ini, krone Norwegia turun sekitar 2,8 persen dan peso Meksiko turun 4,7 persen.

Sterling 0,15 persen lebih rendah pada Jumat (24/4/2020) di 1,2324 dolar setelah data menunjukkan penjualan ritel Inggris turun paling dalam dalam catatan pada Maret karena lonjakan pembelian makanan untuk kuncian Virus Corona dikerdilkan oleh penurunan penjualan pakaian dan sebagian besar barang lainnya.

"Pound dan pasar Inggris tidak terganggu oleh data PMI dan penjualan ritel Inggris yang suram, setelah sejak lama menjadi sangat siap untuk data yang suram yang baru sekarang mulai menunjukkan dampak penuh dari kuncian global," Jonathan Coughtrey, direktur pelaksana di Action Economics, mengatakan dalam sebuah catatan.

Baca juga: Bursa saham Inggris merosot tajam, setelah naik 2 hari beruntun



 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020