"Belum ada (assesmen) untuk penggunaan sekolah jadi tempat isolasi COVID-19,
sosialisasi terkait isolasi di sekolah itu dari tim medis juga belum ada," kata Ferry saat dihubungi, Sabtu.
Ferry mengatakan, saat ini untuk penanganan COVID-19 di Kampung Rawa warga yang terkait kasus COVID-19 secara mandiri menjalankan isolasi di rumah masing-masing.
"Kalau isolasi ya ada. Tapi warga isolasi mandiri di rumah bukan di sekolah," kata Ferry.
Ferry berharap nantinya jika benar SDN 01/02 Johar Baru digunakan untuk lokasi isolasi kasus COVID-19 maka hanya warga Kelurahan Kampung Rawa saja yang menggunakan fasilitas itu.
"Kalau benar-benar sampai harus digunakan untuk ruang isolasi ya saya harap cuma untuk
warga Kampung Rawa saja, warga di luar kelurahan saya ya jangan," kata Ferry.
Baca juga: Lurah sebut sekolah pilihan terakhir penanganan COVID di Kampung Rawa
Baca juga: Warga Kampung Rawa tolak rencana sekolah jadi lokasi isolasi COVID-19 Dua sekolah di Kelurahan Kampung Rawa itu diajukan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebagai lokasi cadangan untuk penyediaan ruang isolasi bagi warga Jakarta jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus COVID-19.
Atas rencana tersebut, sebanyak 500 warga dari Kelurahan Kampung Rawa menolak penggunaan sekolah sebagai lokasi penanganan COVID-19 karena berada di tengah pemukiman warga sehingga berisiko terjadi penularan yang lebih banyak.
Saat ini warga Kampung Rawa sedang menunggu jawaban dari pihak-pihak yang disurati, yaitu Gubernur DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Wali Kota Jakarta Pusat, Camat Johar Baru serta Lurah Kampung Rawa terkait penolakan warga.
"Kami masih menunggu jawabannya. Kami sudah berkirim surat. Semoga ada kejelasan karena kami pun khawatir di sini banyak anak kecil dan orang tua yang sangat rentan terpapar virus COVID-19," kata Erica, salah satu warga Kampung Rawa yang berpartisipasi dalam pembuatan surat penolakan itu.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020