Pembangunan asrama tersebut dibangun setelah pemerintah Indonesia mendapatkan bantuan tanah dari Universitas Al Azhar Kairo, ungkapnya saat berada di Banjarmasin, Rabu.
Menurut dia, pembangunan asrama mahasiswa di Kairo tersebut cukup beralasan, karena saat ini setidaknya terdapat 3.800 mahasiswa asal Indonesia yang studi di "negeri Piramida" itu.
Kedatangan Dubes Indonesia untuk Mesir ke Banjarmasin juga dimaksudkan untuk meminta bantuan pemerintah daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam rangka rencana pembangunan asrama mahasiswa di Kampus Universitas Al Azhar.
Indonesia juga ingin kontribusi terhadap kampus Al Azhar di Kairo. Untuk tahap pertama Indonesia diberikan tanah yang mampu membangun lima gedung asrama.
"Setiap asrama nantinya mampu menampung hingga 400 orang dan kita berharap asrama tersebut tidak hanya dipergunakan untuk orang Indonesia tetapi juga oleh orang luar Indonesia," kata pria kelahiran Banjarmasin tahun 1957 itu.
Alasan penggunaan asrama yang tidak hanya digunakan orang Indonesia yaitu karena jika hanya orang Indonesia yang tinggal di sana, maka dikhawatirkan pergaulannya tidak berkembang khususnya perihal bahasa.
Dengan dibangunnya asrama dilingkungan Kampus Universitas Al Azhar diharapkan dapat pula membuat prestasi mahasiswa Indonesia makin berkembang.
Dari jumlah mahasiswa Indonesia 3.800 tersebut diantaranya mahasiswa asal Kalsel sebanyak 225 orang, setiap tahun terdapat 500 hingga 700 mahasiswa asal Indonesia yang masuk ke Mesir untuk menempuh pendidikan.
Diantaranya mahasiswa tersebut ada yang mendapat tunjangan kehidupan dari lembaga sosial yang ada di Mesir atau tunjangan kehidupan oleh Universitas Al Azhar terutama kepada mahasiswa berprestasi.
Namun dengan adanya asrama Indonesia di Mesir tersebut diharapkan prestasi putra putri Indonesia yang sedang menempuh pendidikan dapat lebih maju, demikian AM Fachir.
(*)
Pewarta: surya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009