Pembangunan Bendungan Temef untuk paket satu di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya sudah mencapai 37,5 persen.Progres ini sesuai dengan yang tercantum dalam surat perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya,
"Progres ini sesuai dengan yang tercantum dalam surat perjanjian yang sudah disepakati sebelumnya," kata Kepala Teknik PT Waskita Karya Agasi Yudho kepada ANTARA di Kupang, Senin.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan pembangunan bendungan Temef, yang merupakan bendungan terbesar yang dibangun oleh pemerintah pusat untuk mengatasi masalah kekeringan di wilayah tersebut.
Baca juga: PUPR targetkan konstruksi Bendungan Bendo tuntas akhir 2020
Yudho mengatakan bahwa dari progres pembangunan bendungan tersebut, saat ini pihaknya sudah hampir menyelesaikan pembangunan beton pengelak yang merupakan bagian dari bendungan itu.
"Saat ini untuk beton pengelaknya sudah mencapai 98 persen, dan hampir selesai. Semoga akhir bulan ini pengerjaan beton untuk pengelak sudah jadi semua," tutur dia.
Yudho menambahkan jika beton pengelak itu bisa dikerjakan dan diselesaikan pada akhir bulan ini, pihaknya bisa menyelesaikan galian yang masih tersisa 20 persen lagi.
Sementara itu untuk pekerjaan timbunan di bendungan itu belum bisa dilakukan, karena memang galian dan pekerjaan beton belum diselesaikan.
Waskita Karya menargetkan pada akhir tahun mendatang progresnya sudah mencapai 60 persen sambil menunggu musim hujan di akhir tahun.
"Kami targetkan di akhir tahun nanti mudah-mudahan progresnya sudah mencapai 60 persen, itu kalau dengan kondisi normal," tutur dia.
Baca juga: Kementerian PUPR targetkan Bendungan Way Sekampung rampung akhir 2020
Namun dengan keadaan COVID-19 saat ini, kemungkinan ada penyesuaian lagi yang kemungkinan besar berpengaruh pada pembangunan bendungan ini.
Bendungan Temef menjadi bendungan terbesar di antara tujuh bendungan yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo di NTT. Bendungan dengan panjang 550 meter dan tinggi 55 meter ini, menempati lahan seluas 45 hektare dan mampu menampung air hingga 45 juta meter kubik.
Pembangunan bendungan dimulai sejak 2018 dibagi dua, yakni paket 1 dikerjakan oleh PT Waskita Karya kerjasama operasional (KSO) PT Bahagia Bangun Nusa, dan paket 2 dikerjakan PT Nindya Karya kerjasama operasional (KSO) PT Bina Nusa Lestari.
Anggaran pembangunan Bendungan Temef sebesar Rp1,4 triliun dijadwalkan rampung pada 2022. Namun, ada upaya percepatan sehingga diharapkan rampung satu tahun lebih awal dari jadwal semula.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020