Perubahan ini dapat menimbulkan kecemasan dan stres, sehingga orangtua harus bekerja lebih keras untuk membuat anak merasa aman dan nyaman.
Spesialis psikolog anak dari SOS Children's Villages International, Teresa Ngigi, menegaskan bahwa orangtua harus membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengurus dan membahagiakan anak.
"Emosi dapat lebih menular daripada virus corona. orangtua yang bahagia dapat membuat anak-anak mereka bahagia juga. Jaga diri dan perhatikan kesehatan pikiran sendiri terlebih dahulu, dengan begitu, anak-anak juga akan baik-baik saja," kata Teresa dalam keterangan resmi yang dikutip ANTARA, Selasa.
Teresa memberikan beberapa kiat untuk orangtua dalam mengasuh anak selama pandemi COVID-19.
1. Pastikan kebahagiaan diri sendiri
orangtua seringkali terlalu fokus merawat anak sehingga kerap melupakan diri sendiri. Padahal, semakin orangtua bahagia dan terlepas dari stres, kebahagiaan itu juga akan menular ke anak-anak. orangtua dapat melakukan aktivitas positif yang membuat mereka bahagia untuk memulai hari.
2. Tetap tenang dan jangan menyebarkan hal negatif
Emosi tidak memiliki batas. Sama seperti virus, emosi juga dapat menyebar. Contohnya, ketika membagikan ketakutan, kepanikan, prasangka, dan hal-hal negatif di media sosial, orang yang jauh pun dapat terpengaruh serta ikut takut dan panik hanya dengan melihat atau membaca hal-hal negatif yang dibagikan tersebut—dan itu tidak membantu melewati masa sulit ini.
3. Biarkan anak-anak membuat keputusan sendiri
Duduk bersama anak, jelaskan apa yang sedang terjadi, bagaimana perkembangan virus corona di luar sana, kemudian tanyakan pendapat mereka apa yang menurut mereka perlu dilakukan. Dari jawaban anak, orangtua biasanya akan menemukan masukan dan ide-ide baru.
4. Lakukan sekarang apa yang disenangi
Lakukan hal-hal yang telah ditunda karena tidak punya waktu atau energi untuk melakukannya. Setiap kali mulai khawatir karena keadaan pandemi, tarik napas, fokuslah untuk menciptakan momen-momen baik hari ini.
5. Jangan mengonsumsi informasi secara berlebihan
Pegang kendali atas informasi-informasi yang dapat diterima. Pilih dengan hati-hati apa yang ingin Anda tonton, dengar, dan baca. Apabila itu bisa memicu kepanikan, stop konsumsi informasi tersebut.
6. Lakukan rutinitas harian seperti biasa
Anak-anak membutuhkan keseharian yang terstruktur dan rutin. Mereka perlu merasa bahwa hidup dapat diprediksi karena hal itu akan membuat mereka merasa aman. Meski kita semua telah keluar dari rutinitas biasa, tetapi kita dapat menciptakan rutinitas baru dan melakukannya secara terus- menerus.
7. Tetap bersosialisasi
Pembatasan sosial bukan berarti berhenti bersosialisasi. Oleh karena itu, tetaplah berhubungan dan berbagi cerita dengan teman-teman atau keluarga melalui berbagai media komunikasi.
8. Jangan menyalahkan keadaan
Ini bukan waktunya menyalahkan. Tidak masalah bagaimana atau di mana virus ini dimulai, yang terpenting adalah kita bersama-sama menghadapi ini sekarang. Bersyukurlah atas hal-hal baik yang terjadi. Investasikan energi untuk hal-hal positif, tingkatkan kapasitas diri, jadilah individu yang murah hati dan penuh kasih.
9. Lakukan sesuatu yang baik
Kondisi krisis ini harus mendorong orang untuk melakukan hal baik kepada orang lain, dengan begitu, kita juga akan mendapatkan energi positif untuk diri kita sendiri.
10. Ingatlah, semuanya akan baik-baik saja
Ini pesan yang sangat penting untuk diingat. Pada akhirnya hidup akan kembali normal. Kita dapat melalui ini semua dengan baik.
Baca juga: Tips lepaskan stres ibu dan anak saat corona
Baca juga: Sekolah daring dari rumah, ini tips untuk penyesuaian diri anak
Baca juga: Tips WFH untuk para orang tua dengan balita
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020