• Beranda
  • Berita
  • Menkop: "Stay at home economy" bakal berlanjut, jadi tren ke depan

Menkop: "Stay at home economy" bakal berlanjut, jadi tren ke depan

28 April 2020 17:12 WIB
Menkop: "Stay at home economy" bakal berlanjut, jadi tren ke depan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki pada konferensi virtual yang diselenggarakan oleh BNPB di Jakarta, Selasa. (Mentari Dwi Gayati)

Masyarakat mengalami perubahan pola konsumsi yang awalnya offline menjadi online. Akan diprediksi bahwa stay at home economy akan menjadi tren di masa yang akan datang

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki memprediksi stay at home economy atau pola berbelanja secara daring akan menjadi tren di masa datang.

Menkop dan UKM Teten Masduki menilai akibat pemberlakukan social, physical distancing oleh masyarakat di tengah masa pandemi COVID-19 membuat pola konsumsi juga turut berubah.

"Masyarakat mengalami perubahan pola konsumsi yang awalnya offline menjadi online. Akan diprediksi bahwa stay at home economy akan menjadi tren di masa yang akan datang," kata Teten Masduki pada konferensi virtual yang diselenggarakan oleh BNPB di Jakarta, Selasa.

Teten mengatakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sektor bisnis yang paling mengalami peningkatan pada masa penanganan pandemi COVID-19.

Menurut dia, e-commerce dan platform online menjadi solusi bagi sejumlah UKM sehingga mereka masih bisa memasarkan produk dan menjalankan usahanya sesuai protokol pencegahan COVID-19.

Baca juga: Indef: Belanja daring tahan penurunan ekonomi akibat COVID-19

Berdasarkan riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), UMKM yang sukses bertahan di tengah masa pandemi ini adalah yang menjual produk-produk herbal, natural, serta bahan pangan, seperti buah-buahan dan sayuran yang sifatnya meningkatkan daya tahan tubuh.

"Selain itu juga, UMKM yang menyediakan makanan praktis, siap olah dan dapat disimpan lama seperti frozen food, rendang hingga bumbu-bumbu," kata Teten Masduki.

Ia menyebutkan bahwa 49 persen masyarakat menjadi lebih sering memasak di rumah. Oleh sebab itu permintaan produk siap olah dan praktis seperti makanan beku dan makanan kaleng juga meningkat.

Namun demikian ada juga sektor usaha berskala ultra mikro yang tidak bisa menjalankan usahanya, sehingga pendapatan mereka sehari-hari menjadi terganggu.

"Sektor ultra mikro yang pendapatannya harian, ini memang tidak bisa diselesaikan lewat mekanisme ekonomi. Presiden sudah meminta agar didorong mendapatkan bansos sebagai orang miskin baru karena mereka sudah tidak bisa berusaha," tambah Teten Masduki.

Baca juga: Menkop siapkan dua skema mitigasi pelaku UMKM terdampak COVID-19


 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020