• Beranda
  • Berita
  • Wall Street berakhir lebih rendah terseret jatuhnya saham teknologi

Wall Street berakhir lebih rendah terseret jatuhnya saham teknologi

29 April 2020 07:27 WIB
Wall Street berakhir lebih rendah terseret jatuhnya saham teknologi
Wall Street. ANTARA/REUTERS/pri.

Semua tiga indeks utama menguat lebih dari satu persen di awal sesi

Saham-saham di Wall Street menyerahkan kenaikan awal menjadi lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar tertekan ketika investor pindah dari saham-saham pertumbuhan yang memimpin pasar, menyebabkan kerugian besar pada saham-saham teknologi utama.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 32,23 poin atau 0,13 persen, menjadi ditutup di 24.101,55 poin. Indeks S&P 500 berkurang 15,09 poin atau 0,52 persen, menjadi berakhir di 2.863,39 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 122,43 poin atau 1,40 persen, menjadi 8.607,73 poin.

Semua tiga indeks utama menguat lebih dari satu persen di awal sesi. Sementara saham-saham teknologi menarik ketiga indeks saham utama AS ke zona merah, mereka semua masih dalam 20 persen dari tertinggi sepanjang masa mereka pada Februari.

Saham-saham raksasa teknologi Amerika Serikat yang disebut kelompok FAANG dari Facebook, Apple, Amazon, Netflix, dan indeks perushaan Google, Alphabet, semuanya ditutup lebih rendah.

Sektor layanan komunikasi dan teknologi S&P 500 masing-masing turun 1,89 persen dan 1,41 persen, di antara kelompok yang berkinerja terburuk.

"Pasar saham saat ini adalah tentang uang yang keluar dari teknologi dan masuk ke saham bernilai ekonomis, di mana harga-harganya paling menderita," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York, seperti dikutip Reuters. "Perasaan bahwa negara-negara bagian akan dibuka dan ekonomi mulai tumbuh lagi menyebabkan rotasi ini."

Perusahaan-perusahaan kecil telah bernasib lebih baik daripada yang lebih besar dalam beberapa hari terakhir, karena mereka akan mendapat manfaat lebih banyak dari pelonggaran pembatasan penutupan oleh negara bagian demi negara bagian. Russell 2000, yang melacak perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil, membukukan kenaikan kelima beruntun.

Tetapi dengan kasus virus corona AS yang mencapai satu juta, model prediksi yang sering dikutip oleh pejabat Gedung Putih memperingatkan angka kematian negara itu bisa naik lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya jika negara dibuka kembali lebih dini.

Musim laba perusahaan kuartal pertama telah bergeser ke gigi tinggi, dengan laba S&P 500 sekarang diperkirakan akan turun 14,8 persen dari tahun lalu, perputaran balik dramatis dari pertumbuhan tahun ke tahun 6,3 persen yang terlihat pada 1 Januari, menurut data Refinitiv.

Federal Reserve AS mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari untuk menghadapi kehancuran pengangguran dan ekonomi yang sedang sakit yang akan berakhir pada Rabu waktu setempat.

Kepercayaan konsumen AS juga anjlok pada April, dengan komponen 'kondisi saat ini' mengalami penurunan terbesar yang pernah ada, menurut Conference Board.

"Selama ekonomi tidak dibuka terlalu cepat dan menyebabkan tingkat infeksi meningkat, sepertinya virus telah memuncak dan mungkin sedang menurun, memberikan harapan konsumen bahwa ekonomi akan berjalan lagi," tambah Ghriske.

Baca juga: Wall Street reli di tengah harapan untuk membuka kembali ekonomi
Baca juga: Saham Tokyo dibuka naik tajam ditopang kinerja kuat Wall Street

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020