Kedua turnamen itu awalnya direncanakan berlangsung pada Mei di Aarhus, untuk kemudian ditunda selama tiga bulan. Pelaksanaan Piala Thomas dan Piala Uber kemudian kembali digeser setelah Denmark mengatakan pelarangan kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang tetap berlaku sampai akhir Agustus, kata Badminton World Federation (BWF) seperti dikutip AFP.
"Prioritas utama kami adalah kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan para atlet, staf, sukarelawan, wasit, dan segenap komunitas badminton," kata Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund.
"Kami mendengarkan masukan dari WHO, berbagai ahli kesehatan, otoritas-otoritas lokal, dan pemerintah Denmark, dan sudah jelas bahwa mengadakan ajang besar seperti putaran final Piala Thomas dan Piala Uber akan sulit," tambahnya.
Pihak Denmark menyatakan kesedihannya, namun mampu memaklumi keputusan yang harus diambil demi kebaikan semua pihak.
"Bagi kami, merupakan suatu hal yang menyedihkan untuk kembali mengubah tanggal. Bagaimanapun, perhatian utama kami saat ini adalah keselamatan semua yang terlibat dalam masa yang penuh ketidakpastian ini," kata Ketua Badminton Denmark Bo Jensen.
"Masih merupakan pencapaian bagi kami untuk menjadi negara pertama di luar Asia yang menyelenggarakan Piala Thomas dan Piala Uber, dan kami tidak sabar untuk menyambut para penggemar, pemain, sukarelawan, ofisial, dan staf dengan cara seaman mungkin," tambahnya.
Bulu tangkis telah menskors semua turnamen menyusul All England bulan lalu, dan sejumlah ajang masih dibatalkan atau ditangguhkan karena pandemi yang menghantam seluruh dunia itu.
Baca juga: Soal Piala Thomas dan Uber tahun ini, PBSI ikut BWF saja
Baca juga: PBSI sambut baik penundaan Piala Thomas dan Uber
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020