"Saat ini sejumlah kawasan jalan di Muara Teweh sudah tidak bisa dilewati kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua," kata Dadang, warga Muara Teweh, Kamis siang.
Sebagian besar warga yang tempat tinggalnya terendam banjir mulai mengevakuasi barang ke tempat lebih tinggi atau di lantai dua rumahnya.
Kawasan rumah penduduk dan jalan di Muara Teweh yang terendam banjir diantaranya Jalan Panglima Batur, Jalan Merak, Jalan Dahlia, Jalan Imam Bonjol, Jalan Cempaka Putih Jalan Pangeran Antasari dan sejumlah kawasan lain.
"Air di kawasan hulu Sungai Barito Utara di wilayah Kabupaten Murung Raya terus naik dan akan mengalir ke hilir, sehingga kami saat ini masih melakukan evakuasi barang dagangan," kata dia yang ditemui saat membantu mengevakuasi di barang dagangan toko milik keluarganya di Jalan Sumbawa Muara Teweh.
Baca juga: Barito Utara Kalteng kembali terendam banjir luapan sungai Barito
Baca juga: Barito Utara-Kalteng masih dilanda banjir di tengah pandemi COVID-19
Tinggi air di kawasan Jalan Panglima Batur yang dipantau ada Kamis siang pukul 13.11 WIB mencapai 75 cm.
Di kawasan perdagangan itu hampir semua toko baik di Jalan Panglima Batur dan Jalan Sumbawa sudah tutup dan tampak sejumlah toko masih melakukan evakuasi barang-barang dagangannya, selain toko juga hotel dan bank juga terendam banjir.
Warga Muara Teweh lainnya, Hamsi mengatakan jalan di kawasan tempat tinggalnya yang merupakan kawasan paling pertama dilanda banjir kini sudah mencapai 1,5 meter.
"Jalan di tempat tinggal kami ini merupakan dataran rendah dan lebih dulu terendam banjir bersama Jalan Merak," kata dia yang tinggal di Jalan Imam Bonjol Muara Teweh
Kawasan yang terendam banjir selain Muara Teweh juga puluhan desa lainnya tersebar di beberapa kecamatan di pinggiran Sungai Barito diantaranya Kecamatan Montallat yang biasanya menjadi daerah paling parah dilanda banjir karena wilayahnya berada di hilir atau selatan dari Kabupaten Barito Utara.
"Saat ini banjir sudah merendam sejumlah desa di kecamatan kami diantaranya Desa Ruji, Kamawen, Kelurahan Tumpung Laung II dan Kelurahan Montallat I.Di Kelurahan Montallat I ini ketinggian banjir bervariasi antara 75 cm sampai 2 meter," kata Sekretaris Camat Montallat Arson.
Pemerintah Kabupaten Barito Utara menggelar rapat koordinasi terkait ditetapkannya tanggap darurat Batingsor (banjir, puting beliung dan tanah longsor) yang dipimpin Wakil Bupati Sugianto Panala Utara dan dihadiri Sekda Jainal Abidin.
Wakil Bupati Sugianto Panala Putra menyatakan saat ini pemerintah daerah melakukan antisipasi agar cepat tanggap dalam menanggulangi dampak yang yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi pengungsi semua akan mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.
"Kita harus siap dan siaga menghadapi bencana banjir dan cuaca ekstrim. Perubahan dan kondisi alam perlu diwaspadai karena saat ini di Kabupaten Barito Utara berpotensi banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi, maka dari itu melalui rapat ini selain evaluasi sekaligus penyusunan strategi upaya penanganan yang cepat dalam penanggulangan bencana di daerah," kata Sugianto.
Sementara Sekretaris Daerah Jainal Abidin menambahkan tindak lanjut dari hasil rakor ini penetapan status keadaan darurat bencana harus dilakukan secara cepat untuk menghindari jatuhnya korban jiwa serta meluasnya dampak bencana.
"Dalam keadaan darurat ini beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu pemenuhan kebutuhan makanan dan perlengkapan evakuasi dan dari data BPBD untuk saat ini wilayah terdampak banjir di Kabupaten Barito Utara yaitu Kecamatan Teweh Tengah, Gunung Timang, Teweh Selatan, Lahei, Lahei Barat, Montallat, Teweh Baru dan Kecamatan Teweh Timur," ujar Jainal.*
Baca juga: Di tengah pandemi COVID-19, banjir di Barito Utara-Kalteng meluas
Baca juga: Ratusan rumah di pedalaman Barito Utara terendam banjir
Pewarta: Kasriadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020