• Beranda
  • Berita
  • Riset: Mayoritas karyawan siap lakukan kerja dari rumah

Riset: Mayoritas karyawan siap lakukan kerja dari rumah

1 Mei 2020 11:35 WIB
Riset: Mayoritas karyawan siap lakukan kerja dari rumah
Ilustrasi - Seorang karyawan yang sedang bekerja dari rumah. ANTARA/Shutterstock/am.

Survei kami menunjukkan bahwa pengalaman karyawan sudah berubah dari sebelum pandemi ini

Hasil riset yang dipaparkan perusahaan teknologi multinasional Lenovo menunjukkan bahwa karyawan di berbagai negara sebenarnya telah siap untuk melakukan pola kerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Survei kami menunjukkan bahwa pengalaman karyawan sudah berubah dari sebelum pandemi ini," kata General Manager Lenovo Hong Kong dan Makau, Ronald Wong, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia memaparkan, hasil penelitian terbaru Lenovo di beberapa negara seperti China, Jepang, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan (87 persen) merasa siap untuk beralih menjadi bekerja di rumah jika diperlukan.

Selain itu, lanjutnya, sekitar 77 persen juga mengharapkan perusahaan untuk lebih menerima kebijakan WFH setelah pandemi berlalu.

Menurut dia, dalam 15 tahun terakhir, jumlah mereka yang bekerja secara rutin dari rumah telah tumbuh 159 persen di Amerika dan hal yang sama juga terjadi di berbagai negara di Asia, termasuk di Indonesia.

Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan pihak lembaga Jakpat ternyata ada sebanyak 33 persen karyawan di Jabodetabek yang sudah memulai bekerja dari rumah bahkan sebelum adanya ketentuan resmi dari Pemerintah.

"Meskipun situasi saat ini berbeda, kami melihat keinginan para pekerja untuk beradaptasi dan mengadopsi pengaturan kerja yang fleksibel. Ini menegaskan bahwa langkah tepat dalam investasi teknologi perusahaan, karena sekarang kebanyakan orang merasa produktif di rumah dan percaya bahwa tenaga kerja akan bergerak lebih ke arah ini setelah krisis berlalu," ucapnya.

Dengan adanya pola kerja baru ini, investasi perangkat teknologi cerdas dinilai juga akan semakin dibutuhkan perusahaan guna mendukung WFH.

Pemerintah RI juga telah melakukan pengembangan teknologi yang pesat di era digital salah satunya dengan Peraturan Presiden (Perpres) No 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), yang didalamnya termasuk mengadaptasi sistem kerja WFH dengan memanfaatkan kanal-kanal digital.

Sementara itu, Country General Manager Lenovo Indonesia Budi Janto menyatakan bahwa penggunaan teknologi cerdas dipadukan dengan aplikasi kolaborasi akan membantu pekerja meraih produktivitas selayaknya bekerja dari kantor.

"Di Lenovo, kami menyediakan teknologi cerdas untuk semua kalangan, baik profesional muda pemula hingga mereka yang membutuhkan perangkat dengan kecanggihan lebih," kata Budi Janto.

Sebagaimana diwartakan, pola WFH diperkirakan bakal menjadi lebih lumrah dalam penerapannya oleh sejumlah kantor perusahaan akibat dampak dari COVID-19, dan diperkirakan akan berlanjut bakal setelah pandemi dapat tertangani.

"Kalau WFH ini berlanjut cukup lama, artinya akan menjadi suatu protokol yang dijalankan suatu perusahaan," kata Senior Director Office Services Colliers International Indonesia (konsultan properti), Bagus Adikusumo, dalam paparan properti virtual di Jakarta, Rabu (8/4).

Menurut dia, kemungkinan ke depannya WFH akan menjadi model bisnis yang menarik untuk diteruskan sehingga bakal ada berbagai penyesuaian dari pola kerja perusahaan.

Namun, lanjutnya, bila memang pola kerja akan semakin lebih banyak yang melakukan WFH maka diperkirakan juga akan mengurangi permintaan terhadap ruang perkantoran.

Baca juga: Pekerja ingin WFH diadopsi perusahaan meski pandemi corona usai
Baca juga: Tips sederhana tingkatkan produktivitas saat WFH


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020