Daftar kontrol harga baru itu ditetapkan oleh Presiden Nicolas Maduro pada pekan ini di negara yang dilanda inflasi parah itu.
Langkah itu menandai kembalinya pengendalian ekonomi negara yang ketat, setelah Venezuela melonggar selama lebih dari setahun dalam menghadapi sanksi Amerika Serikat.
Pemerintah sosialis Maduro sekarang berusaha untuk mengendalikan inflasi dalam menghadapi jatuhnya harga minyak mentah, kekurangan bahan bakar dan karantina nasional untuk mencegah penyebaran virus corona.
Menurut sebuah dokumen yang diunggah oleh Menteri Perdagangan Eneida Laya di Twitter, produk-produk termasuk mentega dan susu bubuk akan dijual dengan harga lebih dari 400.000 bolivar (setara Rp33 ribu), upah minimum baru yang ditetapkan pemerintah pada Senin.
Dokumen tersebut mencantumkan harga dalam bolivar dan Petros, yakni suatu mata uang kripto (cryptocurrency) yang dikelola negara.
Perusahaan produsen makanan swasta dan kelompok industri telah memperingatkan bahwa pengaturan harga akan membuat terjadinya kembali kelangkaan barang-barang dasar yang melanda Venezuela selama bertahun-tahun, yang diperburuk dengan jatuhnya harga minyak mentah pada 2014.
Pasokan supermarket telah meningkat pada tahun itu sejak pemerintah melonggarkan kontrol harga.
Namun, dengan inflasi sebesar 3.365 persen hingga Maret tahun ini, menurut Majelis Nasional yang diadakan kelompok oposisi, banyak barang dijual dengan harga di luar kemampuan sebagian besar warga Venezuela.
Harga-harga baru yang ditetapkan oleh pemerintah umumnya lebih rendah dari tingkat harga saat ini, tetapi tidak dalam jumlah yang signifikan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pria Venezuela ditembak mati saat kerusuhan krisis bahan pokok
Baca juga: Rusia: Sanksi AS terhadap Venezuela "alat genosida" di tengah wabah
Baca juga: Brasil tutup perbatasan untuk warga Venezuela karena virus corona
Kemenlu berikan bantuan sembako bagi WNI terdampak COVID-19 di luar negeri
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020